Materi Biologi untuk SMA kelas XI semester 1

23.14.00 2


Materi Biologi untuk SMA kelas XI semester I | Kali ini saya akan memosting mengenai Materi Biologi semester I untuk SMA kelas XI. Semoga informasi yang saya berikan bisa bermanfaat untuk anda.
Pelajaran 1 : Sel
1. Pengertian Sel
Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Kata sel itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 – 1703) yang berarti kotak-kotak kosong, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan protoplasma.
Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje. Menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu sitoplasma dan nukleoplasma. Schwaan dan Schleiden (1838), menyatakan bahwa tumbuhan dan hewan mempunyai persamaan, yaitu tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Selanjutnya, teori tersebut dikembangkan menjadi suatu teori sebagai berikut:
  1. Sel adalah satuan struktural terkecil organisme hidup.
  2. Sel merupakan satuan fungsional terkecil organisme hidup.
  3. Sel berasal dari sel dan organisme tersusun oleh sel.
2. Struktur Sel
Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma:
2.1. Membran Sel / Membran Plasma
Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun dari senyawa kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Membran sel disebut juga membran plasma atau selaput plasma. Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan sel.
2.2. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein. Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu:
  1. Selaput inti (karioteka)
  2. Nukleoplasma (kariolimfa)
  3. Kromatin / kromosom
  4. Nukleous (anak inti)
2.3. Sitoplasma dan Organel Sel
Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus untuk cairan yang beradal dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.
  1. Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
  2. Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu: (1) Retikulum endoplasma granuler (retikulum endoplasma kasar). RE kasar tampak kasar karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membrane; (2) Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi nama demikian karena permukaan sitoplasma tidak mempunyai ribosom.
  3. Mitokondria (the power house). Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs yang berlangsung di dalam mitokondria.
  4. Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
  5. Badan golgi (aparatus golgi/diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyortir dan mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi. Muka cis berfungsi sebagai penerima vesikula transpor dari RE. Muka trans berfungsi mengirim vesikula transpor. Vesikula transpor adalah bentuk transfer dari protein yang disintesis RE.
  6. Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis.
  7. Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu: (1) Leukoplas: berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan; (2) Kloroplas: plastida berwarna hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis; (3) Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen.
  8. Vakuola (rongga sel) berisi: garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
  9. Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, agela, dan silia.
  10. Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel.
  11. Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Macam-Macam Sel
Berdasarkan ada tidaknya dinding / selaput inti, maka sel dibedakan menjadi dua yaitu: struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik.
Perbedaan struktur sel prokariotik dan struktur eukariotik.
Bagian Sel
Prokariot
Eukariot
Inti sel
Tanpa membran/selaput disebut nukleoid
Selaput inti ada, disebut inti sel (nukleus)
Penutup sel
Berupa kapsul (fungsi berbeda dengan dinding sel pada tumbuhan)
Tidak ada pada hewan, pada tumbuhan ada dinding sel
Retikulum endoplasma
Tidak ada
Ada
Badan golgi
Tidak ada
Ada
Mitokondria
Tidak ada
Ada
Lisosom sentriol
Tidak ada
Ada
Ribosom
Ada pada sitoplasma
Ada (pada sitoplasma dan retikulum endoplasma)
DNA (bahan gen)
Berbentuk cincin bercampur dengan sitoplasma
Berbentuk pita spiral ganda (double helix) terdapat pada inti, mitokondria, dan kloroplas (pada tumbuhan)
Perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan
Ada dua macam sel eukariotik yang mempunyai materi penyusun relatif berbeda, yaitu sel hewan dan sel tumbuhan.
Komponen
Sel Tumbuhan
Sel Hewan
Ukuran
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
Bentuk
Tetap
Tidak tetap
Dinding sel
Ada
Tidak tetap
Plastid
Ada
Tidak tetap
Lisosom
Tidak ada
Ada (untuk pencernaan makanan secara pinositosis/fagositosis)
Sentrida
Tidak ada
Ada
Badan golgi
Duktiosom
Badan golgi
Vakuola
Pada sel muda kecil dan banyak, pada sel dewasa tunggal dan besar
Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang beberapa sel hewan uniseluler memiliki vakuola yang berukuran kecil baik pada sel muda maupun sel dewasa
Flagella / sillia
Tidak ada
Ada tetapi tidak semua
Klorofil
Ada
Tidak ada
4. Transpor Molekul melalui Membran
  1. Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerluka energi, meliputi (a) Difusi: perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis), setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya, hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. (b) Difusi terfasilitasi: melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan bantuan protein transport, protein transpor merupakan protein khusus yang menyediakan suatu ikatan baik bagi molekul yang sedang bergerak. (c) Osmosis: difusi air melalui selaput semipermeabel. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer.
  2. Transpor aktif adalah transpor yang melalui membran dengan melawan kecendrungan alami yaitu melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi ATP. Pada transpor aktir diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif primer dan sekunder: transpor aktir primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Sedangkan transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktir primer akan menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
  3. Endositosis dan Eksositosis; Ekositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke dalam ke dalam sel yang berupa cairan. Fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel.
Pelajaran 2 : Jaringan Tumbuhan dan Hewan
1.  JARINGAN HEWAN

Ditinjau dari susunan kimiaanya jaringan tubuh manusia terdiri dari atas air 65 – 70%, protein 10%, lipid 10 – 15%, karbohidrat 10%, dan zat anorganik 5%.

Pada saat perkembangan embrio, jaringan muda (germ layers) berdeferensi dan spesialisasi menjadi empat macam jaringan utama. Berdasarkan fungsinya dan struktur jaringan tubuh dikelompokan menjadi empat macam jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

2. Jaringan Epitel

Istilah epitheliuem berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele atau penting. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi tidak dugunakan untuk kelenjar. (Joko Waluyo, 2006: 34-35).

Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan dari padanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru. (Kimball. 1992:245).

Sifat – sifat umum jaringan epitel

            Jaringan epitel merupakan lapisan pembungkus dan pelapis, lepas dari tebal atau funginya, mempunyai beberapa sifat yang umum sebagai berikut.
  1. Sel – selnya mempunya bentuk yang agak teratur dan tidak bayak mempunyai proses protoplasma yang luas. Lembaran- lembaran epitel kebanyakan menempel erat satu sama lain.
  2. Antara sel – selnya terdapat sedikit kerangka struktural (bahan ekstraseluler atau matriks).
  3. Jaringan epitel tidak mempunyai persendian dari pembuluh darah dan harus diberi persendian makanan melalui difusi dari lapisan – lapisan kapiler yang ada di bawahnya.
  4. Jaringan – jaringan epitel terikat erat pada jaringan konektif yang terletak di bawahnya oleh selaput tipis yang disebut lamina basal atau membran dasar.
  5. Jaringan epitel dapat diamati pada waktu sewaktu mitosis, dan bila mitosis ini terjadi menandakan adanya pembaruan sel.
Fungsi umum jaringan epitel

Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi – fungsi ini mencerminkan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang.

Fungsi umum jaringan epitel yaitu sebagai berikut.
  1. Proteksi atau perlindungan, karena epitel melapisi permukaan dan luar tubuh.
  2. Absorbs, misalnya epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi perlindungan juga berperan dalam proses penyerapan hasil – hasil percernaan makanan yang bekerja secara selektif.
  3. Lubrikasi, sebagian besar saluran – saluran dalam tubuh perukaannya harus tetap basah sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu. Misalnya, epitel yang melapisi vagina tidak memiliki kelenjar.
  4. Sekretoris, dalam hal ini epitel tersebut sebagai kalenjar. ( Joko Waluyo, 2006: 34-38 )
Berdasarkan strukturnya jaringan epitel dibagi menjadi tiga macam yaitu :
  • Epitel pipih : Berbentuk seperti lapisan pipih, nukleusnya bulat dan terletak ditengah.
  • Epitel batang (silindris) : Berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat dan terletak di dasar sel.
  • Epitel kubus : Berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat dan terletak ditengah. (D.A Pratiwi. Dkk. 2007:39)

Macam – macam jaringan epitel

Jaringan epitel mempunyai bermacam -  macam lapisan, yakni sebagai berikut: epitel selapis, epitel berlapis, epitel transi-sional, dan epitel kelenjar.
  1. a.      Epitel selapis
Epitel selapis mempunyai berbagai bentuk, yakni sebagai berikut.
  1. Epitel selapis gepeng (epitel skuamosa)
Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. Proses difusi berlangsung bebas melintasi membrane pelapis organ, seperti jantung, pembuluh darah, alveoli paru dan pembuluh limfe. Epitel selapis gepeng ini terdapat pada pembuluh darah dan selaput rongga tubuh, alveolus paru, dinding luar kapsup Bowman dalam ginjal, dan selaput gendang telinga.

1. Epitel selapis kubus
             Epitel selapis kubus adalah selapis sel – sel yang tinggi dan lebarnya sama. Epitel ini khas terdapat dimana terjadi transport ion, misalnya pada tubulus ginjal, kelenjar keringat, selaput luar ovarium, saluran kemih, saluran kelamin jantan, kelenjar prostat, dan lain – lain saluran dalam tubuh. Epitel ini juga melapisi pleksus koroid – empat kelompok kapilar di dinding vertikel otak yang membantu menghasilkan cairan serebropinal (CSF). Epitel ini membentuk tubulus ginjal dan terdapat pada beberapa kelenjar. Epitel ini aktif bersekresi, absorbsi, dan ekskresi.

2.  Epitel selapis silindris
             Epitel ini melapisi saluran cerna dan terdiri atas campuran sel, ada yang mengabsorpsi produk percernaan dan yang lain mengsekresi mucus (sel globet). Epitel ini terdiri atas sael absorptive dan sel goblet membungkus pembatas usus halus dan usus besar. Epitel ini di temukan pada saluran kelenjar, kandung empedu, dan duktus papilaritas di system urinarius.

3.  Epitel selapis silindris bersilia
            Epitel elapis silindris ada yang bersilia, yaitu juluran halus sitoplasma dari permukaan lumen. Silia dapat melakukan gerakan bergelombang ke satu arah. Epitel ini melapisi tuba uterine dan sebagian besar saluran napas. Di tuba epitel mendurong telur ke arah uterus dan laruran napas mendorong mukus ke arah tenggorok.
  1. b.      Epitel berlapis
Epitel ini terdiri atas beberapa lapis sel, diberi nama sesuai bentuk sel pada lapisan paling atasnya.
  1. Epitel berlapis gepeng
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis, pada potongan tegak lurus dengan permukaan terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya. Tebal dan jumlah selnya dalam tiap zona dari epitel berlapis gepeng bervariasi dari satu tempat dalam tubuh ke tempat lainnya. Bentuk selnya macam – macam, dari kolumner sampai gepeng. Bentuk gepeng hanyalah dilihat sel – sel yang terletek di lapisan permukaan, sedangkan sel – sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel – sel yang terletak paling basal berbentuk kubus atau silindris melekat pada membrane basalis. Di atas sel – sel silindris ini terdapat laipasan sel yang membentuk polyhedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.

Epitel jenis ini dibedakan menjadi dua macm, yaitu sebagai berikut.

a)      Epitel berlapis gepeng tanpa tanduk pada permukaan basah, seperti melapisi rongga mulut, farings, esophagus, dan vagina.

b)      Epitel berlapis gepeng dengan lapis tanduk pada permukaan kering, missal kuku, kulit, dan rambut. Lapisan permukaan terdiri atas sel – sel yang mati yang mengandung keratin.
  1. Epitel berlapis kubus
Epitel berlapis yang terdiri atas sel – sel permukaan yang berbentuk kubus. Jenis epitel ini tidak terlalu banyak ditemukan di dalam tubuh, misalnya ductus excretarius parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.
  1. Epitel silindris bertingkat (epitel silindris berlapis semu)
Epitel silindris bertingkat adalah selapis sel – sel yang di dalamnya terdapat semua sel – sel, bersandar pada membrane basalis tapi hanya beberapa mencapai permukaan apical epitel.

Epitel silindris bertingkat banyak pada system reproduksi pria, yakni epitel lumen epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan uretra pars prostatika.

Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi sehingga epitel ini disebut epitel silindri bertingkat bersilia. Epitel jenis terakhir ini terdapat pada trachea, bronchus besar, dan ductus deferens.
  1. Epitel transisional
Epitel transisional merupakan bentuk sel – sel perantaraan e[pitel gepeng dan epitel kubus. Bentuk sel – sel lonjong atau kubus menggepeng, terdiri atas beberapa lapis sel saja.

Epitel ini ditemukan pada kaliks minor, kaliks mayor, pelvis renis, ureter, kandung kemih, dan bagian proksimal eretra. Epitel transisional pada kandung kemih mengalami perubahan morfolihgik yang reversible selama peregangan kandung kemih dan pengeluaran kemih.

Sel – sel paling basal dari epitel ini berbentuk kubus atau silindris. Pada lapisan sel di atasnya terdiri atas sel – sel yang benbentuk polidedral, sedang lapisan atasnya terdiri atas sel – sel yang berbentuk labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel – sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah. Sel lapisan teratas berbentuk cembung dan berukuran besar mirip paying tanpa tungkai, sehingga dinamakan sel paying.
  1.   Epitel kelenjar
Kelompok sel epitel tertentu disebut kelenjar dan menghasilkan secret khusus. Kelenjar yang mencurahkan isinya ke permukaan epitel, langsung atau melalui saluran disebut kelenjar eksokrin. Kelompok sel epitel lain terpisah dari permukaan epitel dan mencurahkan sekretnya ke dalam darah dan limfe, disebut kelenjar endokrin; sekretnya disebut hormon. ( Joko Waluyo, 2006: 38-43).

3.    
Jaringan Ikat

Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994:125)

Fungsi jaringan ikat

Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai berikut.
  1. Melekatnya suatu jaringan ke jaringan yang lain.
  2. Menyalut berbagai saluran dan rongga.
  3. Menyalurkan atau mengangkut bahan dari suatu jaringan.
  4. Mengisi rongga dan celah.
  5. Menghasilkan bahan penangkal (imunitas).
  6. Menunjang alat dan tubuh.
  7. Pelindung alat lunak.
  8. Cadangan air, elektrolit mineral, dan energi (lemak)
Macam – macam jaringan ikat
  1. Jaringan ikat padat
Mempunyai matrik yang banyak mengandung serat kolagen. Jarinagan ini membentuk tendon sebagai pelekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang. Mempunyai lebih banyak serat – serat per unit volume dari pada jaringan ikat longgar dan dibagi menjadi teratur dan tidak teratur berdasarkan letak serat ekstraseluluer dalam jaringan ikat ini mempunyai komponen seluler yang relatif sedikit dan dalam komponen fobrosa yang dominan, sel – selnya terutama terdiri atas fibroblast ( sel pembentuk serabut). Misalnya urat, mengandung serabut kolagen yang searah. Terdapat pada dermis, tunica submucosa saluran pencernaan.
  1. Jaringan ikat longgar
Substansi antar sel bersifat semi-olid (mirip agar-agar) dengan fibroblas, yang dipisahkan oleh serat – serat kolagen dan elastin. Ditemukan di seluruh tubuh seperti di bawah kulit, diantaranya otot, penyokong pembuluh darah dan saraf, saluran cerna penyokong sel sekresi kelenjar. Sel – selnya jarang dengan zat antar sel yang mengandung serabut – serabut kolagen dan serabut elastik. Terdapat pada dermis, subcutis (bawah kulit), lapisan serosa selaput peritonium (rongga perut), dan pleura (rongga dada).
  1. Jaringan masenkim
Merupakan jaringan ikat embrional dengan sel – sel yang berbentuk buntang dan zat interseluler yang amorf. Jaringan ini belum mengalami deferensiasi, masih dapat tumbuh manjadi bermacam – macam jaringan ikat lain.

Jaringan masenkim semula terdapat sebagai pengisi antar lapisan endoderm dan eksoderm dalam embrio. Jaringan banyak berkembang menjadi jaringa dasar dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat, sehingga pada tempat – tempat perkembangan jaringan tersebut walaupun sudah bukan embrio lagi masih dapat dijumpai jaringan masenkim.
  1. Jaringan lemak
Jaringan ini terutama terdiri atas sel lemak dalam matriks jaringan longgar. Ada dua jenis jaringan lemak, yaitu yang putih dan yang cokelat. Jaringan lemak putih merupakan 20 – 25% dari berat badan seorang dewasa nornal. Lemak putih terdapat di bawah kulit, di antara otot dan lain – lain. Jaringan lemak cokelat hanya terdapat sedikit pada manusia, antara lain interskapula. Jaringan lemak ini tidak menghasilkan energi seperti yang putih melalui panas.
  1. Jaringan elastis
Jaringan ini dapat direnggangkan. Matriks tersusun dari serat elastin. Di temukan dalam organ yang dapat berubah bentuknya seperti dinding pembuluh.
  1. Tulang
Tulang merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Jaringan ini paling keras dalam tubuh dan terdiri atas air 20%, zat organi 30 – 40%, zat anorganik 40 – 50%. Terdapat dua jenis tulang yaitu tulang kompak dan tulang spons.Tulang berupa jaringan yang sangat keras, karena zat antar selnya mengandung kalium fosfat. Didalam matriks sel tulang terdapat kalium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam homeostatis kadar kalsium dalam darah.
  1. Jaringan rawan
Jaringan ini jauh lebih kuat. Selnya tidak seberapa banyak di dalam matriks yang mengandung serat kolagen dan elastin, zat interselulernya padat dan keras disebut matriks. Sel – selnya kondasit, yang terletak di dalam rongga – rongga yang disebut lacuna. Tardapat tiga tulang rawan, yakni tulang rawan hialin (ditemukan di permukaan sendi, ujung iga, larings, trakea dan bronkus), tulang rawan elastis (ditemukan di epliglotis dan daun telinga), dan fribrokartilago (ditemukan di diskus invertebrali, tepian tulang sendi panggul dan bahu, dan ligamen antar tulang).
  1. Darah
Biasanya dimasukan kedalam kelompok jaringan ikat. Zat ini antar selnya berupa cairan disebut plasma darah. Plasma darah mengandung zat – zat terlarut, berupat zat anorganik misalnya ion – ion karbonat, fosfat, natrium, klorida dan lain – lain; dan zat – zat organik, misalnya protein, asam amino, glukosa, hormon dan lain – lain. Darah ini berfungsi utama dalam transport substansi dari suatu bagian tubuh ke bagian yang lain, selainitu darah juga berperan dalam sistem kekebalan. Ada tiga macam sel darah, yakni eritrosit, leukosit,dan trombosit.

       4.  Jaringan Otot

Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot.

Jaringan otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot jantung.

Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas. Berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Otot Polos

Bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak.

b. Otot Jantung

Merupkan otot khusus penyusun organ jantung. Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.

c. Otot lurik

Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka. ( Joko Waluyo, 2006: 44-51).

5.     Jaringan saraf

 

Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. ( Lim. 1998:132 ).

Pada jaringan saraf, bagian – bagian yang terlihat adalah inti sel, zat kapur, granular, membran sel dan ujung saraf. Seperti yang sudah diketahui bahwa otak merupakan sel saraf pusat sedangkan bagian dalam yang berwarna putitih karena banyak mengandung dendrite dan akson. Seperti yang telah ada pada teori dasarnya bahwa , sel saraf pusat disusun oleh neuron dan neuroglia. Neuron merupakan perantara komunikasi otak dan tubuh. Rangsangan akan melewati neuron sebelum mencapai saraf pusat. Rangsangan secara spontan dibangkitkan di otak dan di salurkan ke organ tubuh n(efektor) lewat saraf tepi.

6. JARINGAN TUMBUHAN

Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong – golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam – macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain jaringan meristem pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam – macam sesuai letak dan fungsinya.

Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakaqn menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu acam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelinding dan pengangkut).

Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori. Jaringan – jaringan tersebut bersama jaringan yang lain menyusun satu organ pada tumbuhan. Organ vegetative pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.

Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas jaringan epidermis atas maupun bawah permukaan daun. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel – sel lain yang merupakan derivat dari jaringan epidermis. Jaringan daun terdiri atas jaringan klorenkim dan jaringan bekas pengangkut. Jaringan klorenkim mempunyai dua bentuk yaitu yang berbentuk panjang – panjang dan tersusun rapat disebut jaringan palisade atau jaringan pagar. Sedangkan yang bentuknya tidak beraturan, tersusun kurang rapat dan mempunyai banyak ruang antar sel disebut sebagai jaringan spons atau jaringan bunga karang.

Batang yang merupakan sumbu utama tumbuhan secara anatomi terdiri atas jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan korteks pada bagian lebih dalam dan jaringan berkas poengankut. Selain itu, terdapat jaringan penguat yang letakna bervariasi menurut jenis tumbuhannya.

Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral dari dalam tanah. Secara anatomi, penampang melintang akar pada dikotil terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial. Karena fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari lingkungan ke sel – sel tumbuhan, maka epidermis sebagai jaringan terluar di beberapa tempat mengalami modifikasi menjadi bulu – bulu akar. (Tim Dosen Pembina.2012:7).

Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam macam sel yang masing masing mempunyai fungsi tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut;
  1. Sel Parenkim
Sel parenkim berdinding tipis, membentuk jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentuk kortex dan empulur pada batang serta kortex pada akar.
  1. Sel Kolenkim
Sel kolenkim serupa dengan sel parenkim tetapi berdinding tebal terutama pada sudut sudutnya. Membentuk jaringan kolenkim , terutama pada daerah kortex.
  1. Sel Epidermis
Sel epidermis berdinding tebal ( penebalan primer ). Membentuk jaringan epidermis yang merupakan jaringan pelindung. Pada beberapa sel, epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata, rambut dan kelenjar.
  1. Sel Sklerenkim
Sel skelerenkim mengalami penebalan skunder. Membentuk jaringgan sklerenkim dan menurut bentuknya sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua yaitu
  1. Sklereid ( sel berukuran pendek, bercabang atau tidak bercabang )
  2. Serat ( sel berukuran panjang dan berujung runcing )
  3. Trakeid
Selnya berujung meruncing dan ada penebalan dinding. Merupakan bagian dari xilem ( ikatan pembuluh ) pada tumbuhan kayu.
  1. Trakea
Selnya berpenebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tubuh. Dinding ujung masing masing sel berlubang sehingga merupakan suatu saluran.
  1. Pembuluh Tapis
Terdiri atas suatu deretan memanjang dari sel sel yang memiliki dinding ujung yang berpori halus.

Trakeid dan trakea merupakan bagian dari xilem ( kayu ). Sedangkan pembuluh tapis merupakan bagian dari floem ( kulit kayu ). Xilem dan floem membentuk ikatan pembuluh. (Ratnaningsih dkk.1999:19).

Jaringan pada tumbuhan tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan bersama jaringan lain untuk membentuk suatu organ. Organ pada tumbuhan tinggi berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
  1. Akar (radiks)
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang ditutupi tudung akar (kaliptra) di mana pada dinding sel sebelah luarnya berlendir untuk memudahkan menembus tanah.

Fungsi akar :
  1. Menyerap air dan zat makanan
  2. Memperkokoh berdirinya batang
  3. Menyimpan cadangan makanan
  4. Alat perkembangbiakan vegetative
  5.  bernafas (akar nafas)
Sistem perakaran :
  1. Akar serabut, pada monokotil
  2. Akar tunggang, pada dikotil
Struktur akar :
  1. Struktur luar :
    1. Rambut akar, merupakan perluasan sel epidermis akar dan berfungsi memperluas daerah penye-rapan mineral dan air.
    2. Tudung akar (kaliptra), melindungi sel-sel meristem di ujung akar 
    3. Struktur dalam :
      1. Epidermis, sel berdinding tipis, tersusun rapat, tetapi mudah dilalui air. Sebagian selnya mengalami modifikasi menjadi bulu-bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan. Dinding sel tidak dilapisi kutikula. 
      2. Korteks, letaknya disebelah dalam epidermis, tersusun atas beberapa lapis sel yang tidak teratur dan banyak ruang antar sel yang penting untuk pertukaran udara. 
      3. Endodermis, merupakan lapisan pemisah antara kortek dengan stele. Dinding selnya mengalami penebalan gabus (suberin) yang membentuk rangkaian pita yang disebut pita kaspari.
      4. Stele (silinder pusat), merupakan bagian terdalam dari akar yang terdiri atas jaringan ; Perisikel/ perikambium, berkas pengangkut (vaskuler) dan jaringan parenkim.
2.    Batang (caulis)

Fungsi :
  1. Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh.
  2. Alat perkembangbiakan vegetatif
  3. Alat penyimpan bahan makanan cadangan
  4. Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah
  5. Batang dikotil, tersusun atas jaringan :
    1. Epidermis
    2. Korteks (kulit pertama)
    3. Stele (silinder pusat), terdapat :
      1. Perisikel/ perikambium
      2. Perkas pengangkutan
      3. Empulur
      4. Batang monokotil, tersusun atas jaringan :
        1. Epidermis
        2. Korteks
        3. Stele
Batas antara korteks  dengan stele tidak jelas. Setiap berkas pengangkut dilindungi oleh sarung skleremkim.

3. Daun (folium)

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting untuk fotosintesis.

Fungsi :
  1. Sebagai tempat fotosintesis
  2. Sebagai alat penguapan (evaporasi)
  3. Sebagai tempat menyimpan bahan makanan
  4. Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif
Organ daun tersusun atas jaringan epidermis, parenkim dan berkas pengangkut.
  1. Epidermis
    1. Berfungsi melindungi jaringan di bawahnya
    2. Terdapat lapisan kutikula (lilin)
    3. Sebagian mengalami modifikasi menjadi sel penutup pada stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas dan uap air
    4. Tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup
    5. Parenkim.
Terdapat 2 macam parenkim, yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (bunga karang) yang keduanya membentuk daging daun (mesofil).

Jaringan palisade berbentuk tiang, tersusun rapat dan biasanya terdapat pada bagian atas daun. Daun yang memiliki dua lapis jaringan palisade pada kedua permukaan disebut daun isobilateral.

Jaringan bunga karang tersusun atas sel-sel yang tidak teratur dan terdapat rongga udara antar sel. Rongga tersebut berfungsi untuk pertukaran gas. Banyak mengandung klorofil dan merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis

c.    Berkas pengangkut.
  1. Terdiri atas xylem dan floem
  2. Terdapat pada tulang-tulang daun yang merupakan lanjutan dari ranting atau batang.
  3. Berkas pengangkut akan berakhir pada celah kecil pada ujung atau tepi daun disebut hidatoda.
Masing-masing organ muda pada tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu daun, batang dan akar, memiliki tiga system jaringan, yaitu jaringan dermal, System jaringan pembuluh, dan system jaringan dasar. Masing-masing jaringan tersebut sambung-menyambung diseluruh tubuh tumbuhan.

Pelajaran 3 : Sistem Gerak Pada Manusia
Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas, seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain. Bagaimana manusia dapat melalakukan gerakan ? Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot.
Fungsi rangka (tulang) adalah sebagai alat gerak pasif, yang hanya dapat bergerak bila dibantu oleh otot. Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, sedangkan berdasarkan pada zat penyusun dan sturkturnya tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.
Fungsi persendian adalah menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya.
Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif, yang dapat menggerak- kan organ lain sehingga terjadi suatu gerakan.
Untuk lebih jelasnya dalam membahas system gerak ini, akan diuraikan satu persatu, sebagai berikut yaitu rangka (tulang), sendi dan otot.
A.   Rangka (Tulang)
Rangka atau tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif karena tulang baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot. Sedangkan unsur pembentuk tulang pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang direkatkan oleh kalogen. Dalam perkembangannya bentuk tulang dan rangka tubuh yang disusun nya dapat mengalami kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang dibawa sejak lahir, infeksi penyakit, faktor gizi atau posisi tubuh yang salah. Hubungan antar tulang yang satu dengan tulang yang lainnya, dihubung- kan oleh persendian (sendi). Pada manusia terdapat tiga (3) bentuk persendian, yaitu sendi mati, sendi kaku dan sendi gerak
1.   Macam-Macam Organ Penyusun Sistem Gerak
 
Fungsi Rangka Pada Manusia
Kerangka pada tubuh manusia memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu :
1.   sebagai penegak tubuh
2.   sebagai pembentuk tubuh
3.   sebagai tempat melekatnya otot (otot rangka)
4.   sebagai pelindung bagian tubuh yang penting
5.   sebagai tempat pembentukkan sel darah merah
6.   sebagai alat gerak pasif
Kerangka manusia dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu :
1.   Bagian Tengkorak
2.   Bagian Badan
3.   Bagian Anggota Gerak
1.    Bagian Tengkorak (Kepala)
tersusun dari tulang pipih yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih.
terdiri dari :
 1 tulang dahi
2 tulang tapis
2 tulang hidung
2 tulang ubun-ubun
2 tulang pipi
2 tulang langit-langit
2 tulang baji
2 tulang pelipis
2 tulang air mata
2 tulang rahang atas
1 tulang lidah
1 tulang tengkorak
2 tulang rahang bawah

2.    Bagian Badan
Bagian badan terbagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
a.   Ruas-ruas tulang belakang ( 33 ruas )
b.   Tulang rusuk ( 12 pasang )
7 pasang tulang rusuk sejati
3 pasang tulang rusuk palsu
2 pasang tulang rusuk melayang
c.   Tulang dada, terdiri dari :
tulang hulu
tulang badan
tulang pedang-pedangan
d.   Gelang bahu terdiri dari :
2 tulang selangka (kiri dan kanan)
2 tulang belikat (kiri dan kanan)
e.   Gelang panggul terdiri dari :
2 tulang duduk (kiri dan kanan)
2 tulang usus (kiri dan kanan)
2 tulang kemaluan (kiri dan kanan) 
3.    Bagian Anggota Gerak
Anggota gerak dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a.   anggota gerak atas (tangan kiri dan kanan) terdiri dari :


2 tulang pengumpil
2 tulang lengan atas
2 tulang hasta
16 tulang pergelangan tangan
10 tulang telapak tangan
28 ruas tulang jari tangan



b.   anggota gerak bawah (kaki kiri dan kanan) terdiri dari :


2 tulang paha
2 tulang tempurung lutut
2 tulang kering
2 tulang betis
14 tulang pergelangan kaki
10 tulang telapak kaki
28 ruas tulang jari kaki 


2.   Jenis dan Fungsi Tulang
       

Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.   Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur.
Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang.
Mengapa bila anak-anak mengalami patah tulang, cepat menyambung kembali ? Hal ini dikarenakan pada anak-anak masih banyak memiliki tulang rawan, sehingga bila patah mudah menyambung kembali.
Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras, disebut osifikasi.
                
Gb. Tulang rusuk
b.   Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas)ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3)dan kalsium fosfat ( Ca(PO4)2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.
Contoh tulang keras :


tulang paha
tulang lengan
tulang betis
tulang selangka



3.   Bentuk Tulang
Menurut bentuknya tulang terbagi 3 macam, yaitu :
a.   Tulang pipa
Bentuknya bulat, panjang dan tengahnya berongga
Contohnya :


tulang paha
tulang lengan atas
tulang jari tangan


Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah
b.    Tulang pipih
Bentuknya pipih ( gepeng )
Contohnya :


tulang belikat
tulang dada
tulang rusuk
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
c.   Tulang pendek
Bentuknya pendek dan bulat
Contohnya :
ruas-ruas tulang belakang
tulang pergelangan tangan
tulang pergelangan kaki
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih

4.   Persendian
Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Pada sistem gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya gerak.
Menurut sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga (3 macam) yaitu :
a.    Sendi Mati
yaitu persendian yang tidak memiliki celah sendi sehingga tidak memungkinkan terjadinya pergerak kan, misalnya persendian antar tulang tengkorak.

b.   Sendi Kaku
yaitu persendian yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan, sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku, misalnya persendian antara ruas- ruas tulang sendi kaku

c.   Sendi Gerak
yaitu persendian yang terjadi pada tulang satu dengan tulang yang lain tidak dihubungkan dengan jaringan sehingga terjadi gerakan yang bebas.
Sedangkan sendi gerak dapat dibedakan menjadi 6 macam, tetapi pada saat ini hanya akan dibahas 4 macam sendi, diantaranya :
1)   Sendi Engsel
yaitu persendian yang dapat digerakan kesatu arah.
Contohnya :
persendian antara tulang paha dengan tulang betis
persendian antara tulang lengan dengan tulang hasta
2)   Sendi Putar
yaitu persendian yang dapat digerakan secara berputar
Contohnya :
persendian antara tulang leher dengan tulang atlas
persendian antara hasta dengan tulang pengumpil

3)   Sendi Peluru
yaitu persendian yang dapat digerakan kesegala arah
Contohnya :
persendian antara gelang bahu dengan tulang lengan atas
persendian antara gelang panggul dengan tulang paha
4)   Sendi Pelana
yaitu persendian yang dapat digerakan kedua arah
Contohnya :
persendian pada ibu jari tangan
persendian antara tulang pergelangan tangan dengan Tulang tapak tangan

B.   Otot
Coba perhatikan apa yang akan terjadi apabila manusia tidak Memiliki otot ?
Manusia tidak akan dapat melakukan pergerakan, sebab otot merupakan alat gerak aktif yang sangat penting bagi manusia.
Menurut jenisnya, ada 3 macam otot, yaitu :
a. Otot polos
b. Otot lurik
c. Otot jantung
 
1.   Ciri-Ciri Otot
a.    Ciri-ciri otot polos
1)   bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya menggelembung
2)   mempunyai satu inti sel
3)   tidak memiliki garis-garis melintang (polos)
4)   bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu otot polos disebut sebagai otot tak sadar.
5)   terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dll.
b.    Ciri-ciri otot lurik
1)    bentuknya silindris, memanjang
2)    tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan terang secara berselang-seling ( lurik )
3)    mempunyai banyak inti sel
4)    bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena itu otot lurik disebut sebagai otot sadar.
5)    terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada, otot

c.    Ciri-ciri otot jantung
1)   otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Struk turnya sama seperti otot lurik, gelap terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
2)   kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja sesuai dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seper Ti otot lurik dan dari proses kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot spesial.

2.   Gerak dan Kerja Otot
a.   Kerja Otot Manusia
Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung  membesar). Karena memendek maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis. otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang berlawanan arah. Jika otot pertama berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi, sehingga menyebabkan tulang tertarik / terangkat atau sebaliknya. Otot sinergis menyebabkan terjadinya gerak sinergis, yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi kedua otot berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
1)   Gerak Antagonis
Contoh gerak antagonis yaitu kerja otot bisep dan trisep pada lengan atas dan lengan bawah.
Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan.
Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang.
Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi.
Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
2)   Gerak Sinergis
Gerak sinergis terjadi apabila ada 2 otot yang bergerak dengan arah yang sama.
Contoh : gerak tangan menengadah dan menelungkup.
Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pronator teres dengan otot pro nator kuadratus.
Contoh lain gerak sinergis adalah gerak tulang rusuk akibat kerja sama otot-otot antara tulang rusuk ketika kita bernapas.

C.   Kelainan Tulang dan Otot
1.   Kelainan Pada Tulang (rangka)
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat disebabkan oleh beberapa Faktor, misalnya karena kelainan yang dibawa sejak lahir, infeksi penyakit, karena makanan atau kebiasaan posisi tubuh yang salah. Beberapa contoh kelainan pada tulang dan rangka, antara lain :
a.   Kifosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengkok ke depan, dikarenakan kebiasaan duduk/bekerja dengan posisi membungkuk.
b.   Skoliosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengkok ke samping, ini dapat tejadi pada orang yang menderita sakit jantung yang menahan rasa sakitnya, sehingga terbiasa miring dan mengakibatkan tulang pung- gungnya menjadi miring.
c.   Lordosis
Yaitu kelainan tulang punggung membengko ke belakang, dikarenakan kebiasaan tidur yang pinggangnya diganjal bantal.
d.   Rakhitis
Yaitu kelainan pada tulang akibat kekurangan vitamin D, sehingga kakinya berbentuk X atau O
e.   Polio
Yaitu kelainan pada tulang yang disebabkan oleh virus, sehingga keadaan tulangnya mengecil dan abnormal.

2.   Kelainan Pada Otot
Kelainan otot pada manusia dapat diakibatkan adanya gerak dan kerja otot. Hal Ini dapat terjadi akibat gangguan faktor luar maupun faktor dalam.
Faktor luar dapat diakibatkan karena kecelakaan dan serangan penyakit, sedang faktor dalam bisa terjadi karena bawaan atau kesalahan gerak akibat otot yang tidak pernah dilatih.
Beberapa contoh kelainan pada otot, diantaranya :
1)    tetanus kelainan otot yang tegang terus menerus yang disebabkan oleh racun bakteri.
2)    atrofi otot kelainan yang menyebabkan otot mengecil akibat serangan virus polio atau karena otot tidak difungsikan lagi untuk bergerak, akibat lumpuh
3)    kaku leher (stiff) Kelainan yang terjadi karena gerak hentakan yang menyebabkan otot Trapesius meradang.
4)    kram kelainan otot yang terjadi karena aktivitas otot yang terus menerus sehingga otot menjadi kejang.
5)    keseleo (terkilir) kelainan otot yang terjadi jika gerak sinergis salah satu otot bekerja berlawanan arah.

Pelajaran 4 : Sistem Peredaran Darah pada Manusia


Sistem Peredaran Darah pada Manusia - Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat makanan ke seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak, dan untuk beraktivitas. Pada manusia, sistem transportasi atau peredaran darah terdiri atas tiga bagian utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.
Jantung terletak di rongga dada, diselaputi oleh suatu membran pelindung yang disebut perikardium. Dinding jantung terdiri atas jaringan ikat padat yang membentuk suatu kerangka fibrosa dan otot jantung. Serabut otot jantung bercabang-cabang dan beranastomosis secara erat.

a. Struktur dan cara kerja jantung
Jantung manusia dan mamalia lainnya mempunyai empat ruangan, yaitu atrium kiri dan kanan, serta ventrikel kiri dan kanan. Dinding ventrikel lebih tebal daripada dinding atrium, karena ventrikel harus bekerja lebih kuat untuk memompa darah ke organ-organ tubuh yang lainnya. Selain itu, dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan, karena ventrikel kiri bekerja lebih kuat memompa darah ke seluruh tubuh.

Sedangkan, ventrikel kanan hanya memompa darah ke paru-paru. Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atriorum. Sedangkan, sekat yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan dinamakan septum interventrakularis.

Darah kotor dari tubuh masuk ke atrium kanan, kemudian melalui katup yang disebut katup trikuspid mengalir ke ventrikel kanan. Nama trikuspid berhubungan dengan adanya tiga daun jaringan yang terdapat pada lubang antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Kontraksi ventrikel akan menutup katup trikuspid, tetapi membuka katup pulmoner yang terletak pada lubang masuk arteri pulmoner. 
Darah masuk ke dalam arteri pulmoner yang langsung bercabang-cabang menjadi cabang kanan dan kiri yang masing-masing menuju paru-paru kanan dan kiri. Arteri-arteri ini bercabang pula sampai membentuk arteriol.
Arteriol-arteriol memberi darah ke pembuluh kapiler dalam paru-paru. Di sinilah darah melepaskan karbondioksida dan mengambil oksigen. Selanjutnya, darah diangkut oleh pembuluh darah yang disebut venul, yang berfungsi sebagai saluran anak dari vena pulmoner. Empat vena pulmoner (dua dari setiap paru-paru) membawa darah kaya oksigen ke atrium kiri jantung. Hal ini merupakan bagian sistem sirkulasi yang dikenal sebagai sistem pulmoner atau peredaran darah kecil.
Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid. Kontraksi ventrikel akan menutup katup bikuspid dan membuka katup aortik pada lubang masuk ke aorta. Cabang-cabang yang pertama dari aorta terdapat tepat di dekat katup aortik. Dua lubang menuju ke arteri-arteri koroner kanan dan kiri. 
Arteri koroner ialah pembuluh darah yang memberi makan sel-sel jantung. Arteri ini menuju arteriol yang memberikan darah ke pembuluh kapiler yang menembus seluruh bagian jantung. Kemudian, darah diangkut oleh venul menuju ke vena koroner yang bermuara ke atrium kanan. Sistem sirkulasi bagian ini disebut sistem koroner.
Selain itu, aorta dari ventrikel kiri juga bercabang menjadi arteri yang mengedarkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru), kemudian darah miskin oksigen diangkut dari jaringan tubuh oleh pembuluh vena ke jantung (atrium kanan). Peredaran darah ini disebut peredaran darah besar.

b. Denyut jantung dan tekanan darah
Otot jantung mempunyai kemampuan untuk berdenyut sendiri secara terus menerus. Suatu sistem integrasi di dalam jantung memulai denyutan dan merangsang ruang-ruang di dalam jantung secara berurutan. Pada mamalia, setiap kontraksi dimulai dari simpul sinoatrium. Simpul sinoatrium atau pemacu terdiri atas serabut purkinje yang terletak antara atrium dan sinus venosus.
Impuls menyebar ke seluruh bagian atrium dan ke simpul atrioventrikel. Selanjutnya, impuls akan diteruskan ke otot ventrikel melalui serabut purkinje. Hal ini berlangsung cepat sehingga kontraksi ventrikel mulai pada apeks jantung dan menyebar dengan cepat ke arah pangkal arteri besar yang meninggalkan jantung.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi oleh pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut jantung sesuai dengan siklus jantung. Jika jumlah denyut ada 70 maka berarti siklus jantung 70 kali semenit. Kecepatan normal denyut nadi pada waktu bayi sekitar 140 kali permenit, denyut jantung ini makin menurun dengan bertambahnya umur, pada orang dewasa jumlah denyut jantung sekitar 60 - 80 per menit.
Pada orang yang beristirahat jantungnya berdetak sekitar 70 kali per menit dan memompa darah 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah 70 ml). Jadi, jumlah darah yang dipompa setiap menit adalah 70 × 70 ml atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak, seperti olahraga, kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml. Hal ini, membuat daya pompa jantung 20 - 25 liter per menit.
Darah mengalir, karena kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi ventrikel kiri. Sentakan darah yang terjadi pada setiap kontraksi dipindahkan melalui dinding otot yang elastis dari seluruh sistem arteri. Peristiwa ketika jantung mengendur atau sewaktu darah memasuki jantung disebut diastol.
Sedangkan, ketika jantung berkontraksi atau pada saat darah meninggalkan jantung disebut sistol. Tekanan darah manusia yang sehat dan normal sekitar 120 atau 80 mm Hg. 120 merupakan tekanan sistol, dan 80 adalah tekanan diastole.
Pembuluh darah merupakan jalan bagi darah yang mengalir dari jantung menuju ke jaringan tubuh, atau sebaliknya. Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu pembuluh nadi, pembuluh vena, dan pembuluh kapiler.

a. Pembuluh nadi
Pembuluh nadi atau pembuluh arteri ialah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung menuju kapiler. Arteri vertebrata dilapisi endotel dan mempunyai dinding yang relatif tebal yang mengandung jaringan ikat elastis dan otot polos. Arteri cenderung terletak agak lebih dalam di jaringan badan.
Dinding arteri besar (aorta) yang keluar dari jantung banyak mengandung jaringan ikat. Kekuatan tiap sistol ventrikel mendorong darah ke dalam arteri dan melebarkannya agar dapat menampung darah tersebut. Pada waktu diastol, kelenturan dinding bagian pertama arteri tersebut membantu mendorong darah ke bagian arteri yang menjadi lebar. Elastisitas arteri yang besar itu mengubah arus darah menjadi mantap dan tenang.
Peregangan dan kontraksi arteri yang terjadi bergantian dengan sangat cepat menuju perifer (7,5 m per detik) yang dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Setelah arteri mencapai jaringan, arteri akan bercabang-cabang. Pada tiap cabang rongga saluran menjadi makin sempit, tetapi jumlah luas penampang makin besar sehingga kecepatan arus darah berkurang dan tekanannya menurun.

b. Pembuluh vena
Pembuluh vena atau pembuluh balik ialah pembuluh darah yang membawa darah ke arah jantung. Pembuluh vena terdiri atas tiga lapisan, seperti pembuluh arteri. Dari lapisan dalam ke arah luar adalah endotel, jaringan elastik dan otot polos, serta jaringan ikat fibrosa.
Pada sepanjang pembuluh vena, terdapat katup-katup yang mencegah darah kembali ke jaringan tubuh. Pembuluh vena terletak lebih ke permukaan pada jaringan tubuh daripada pembuluh arteri.
Perbedaan pembuluh arteri dengan pembuluh vena dapat dilihat pada Tabel berikut.
No
Sifat
Arteri
Vena
1
dinding
tebal dan elastis
tipis, kurang elastis
2
Katup
satu pada pangkal arteri
banyak, sepanjang vena
3
Letak
di bagian dalam tubuh
permukaan tubuh
4
Tekanan
kuat, jika terpotong darah memancar
lemah, jika terpotong darah menetes
5
Arah Aliran
ke luar jantung
masuk ke jantung

Pada manusia dan mamalia, selain pembuluh darah vena dari jaringan tubuh yang kembali ke jantung, ada pula vena yang sebelum kembali ke jantung singgah dahulu ke suatu alat tubuh, misalnya darah dari usus sebelum ke jantung singgah dulu ke hati. Peredaran darah ini disebut sistem vena porta.

c. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler ialah pembuluh darah kecil yang mempunyai diameter kira-kira sebesar sel darah merah, yaitu 7,5 μm. Meskipun diameter sebuah kapiler sangat kecil, jumlah kapiler yang timbul dari sebuah arteriol cukup besar sehingga total daerah sayatan melintang yang tersedia untuk aliran darah meningkat. Pada orang dewasa kira-kira ada 90.000 km kapiler.
Dinding kapiler terdiri atas satu lapis sel epitel yang permiabel daripada membran plasma sel. Oksigen, glukosa, asam amino, berbagai ion dan zat lain yang diperlukan secara mudah dapat berdifusi melalui dinding kapiler ke dalam cairan interstitium mengikuti gradien konsentrasinya. Sebaliknya, karbondioksida, limbah nitrogen, dan hasil sampingan metabolisme lain dapat dengan mudah berdifusi ke dalam darah.

3. Darah
Medium transpor dari sistem sirkulasi adalah darah. Darah tidak hanya mengangkut oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan paru-paru. Tetapi juga mengangkut bahan lainnya ke seluruh tubuh. Hal ini meliputi molekul-molekul makanan (seperti gula, asam amino) limbah metabolisme (seperti urea), ion-ion dari macam-macam garam (seperti Na+, Ca++,Cl–, HCO3–), dan hormon-hormon.
Darah juga berfungsi mengedarkan panas dalam tubuh. Selain itu, darah memainkan peranan aktif dalam memerangi bibit penyakit. Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% bobot tubuh. Jadi, seorang laki-laki dengan bobot badan 70 kg mempunyai volume darah kira-kira 5,4 liter.
Darah manusia terdiri atas dua komponen, yaitu sel-sel darah yang berbentuk padatan dan plasma darah yang berbentuk cairan. Jika darah disentrifugasi, maka darah akan terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian paling bawah adalah sel-sel darah merah, lapisan di atasnya adalah lapisan berwarna kuning yang berisi sel-sel darah putih. Sedangkan, lapisan paling atas adalah plasma darah.

a. Sel-sel darah
Sel-sel darah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah. Sel-sel darah ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa.
1) Sel darah merah (eritrosit)
Dari ketiga macam sel darah, sel darah merah mempunyai jumlah terbanyak. Pada wanita normal mempunyai kira-kira 4,5 juta sel darah merah dalam setiap mm³ darah. Sedangkan, pada laki-laki normal sekitar 5 juta sel darah merah setiap mm³. Selain itu, jumlah sel darah merah juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat seseorang hidup dan kesehatan seseorang. Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram bikonkaf dengan diameter 7,5 μm, ketebalan 2 μm, dan tidak berinti sel.
Bentuk bikonkaf ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah. Sel darah merah dibentuk dalam tulang-tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang. Eritrosit memiliki pigmen respirasi, yaitu hemoglobin yang berperan mengikat oksigen sehingga membentuk oksihemoglobin (HbO2).
Jangka hidup sel-sel darah merah kira-kira 120 hari. Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagostik dalam hati. Sebagian besar besi dari hemoglobin digunakan kembali. Sedangkan, sisa dari molekul hemoglobin yang dipecah menjadi pigmen empedu yang diekskresikan oleh hati ke dalam empedu.
2) Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih mempunyai satu inti sel dan berbentuk tidak tetap. Fungsi umum dari sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Umur leukosit dalam sistem peredaran darah adalah 12 - 13 hari.
Berdasarkan granula yang dikandung sitoplasma, sel darah putih dapat dibedakan menjadi sel darah putih bergranula (granulosit) dan sel darah putih yang tidak bergranula (agranulosit). Leukosit yang bergranula, contohnya eusinofil (2 - 4 %), basofil (0,5 - 1 %), dan neutrofil (60 - 70 %). Sedangkan, leukosit yang tidak bergranula, contohnya limfosit (20 - 25 %) dan monosit (3 - 8 %).
Neutrofil dan monosit melindungi tubuh dengan cara melakukan endositosis terhadap partikel asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah eusinofil akan meningkat jika tubuh mengidap cacing-cacing parasit. Basofil berperan dalam reaksi alergi dengan membentuk sel mast. Sedangkan, limfosit berperan dalam pembentukan antibodi.
Semua sel-sel darah putih dibuat dalam sumsum tulang dan kelenjar limfa. Jumlah sel darah putih di dalam tubuh kira-kira 5.000 - 10.000 sel setiap mm³ darah. Jika terjadi infeksi, jumlah leukosit di dalam tubuh bisa meningkat mencapai 30.000. Jumlah leukosit yang melebihi jumlah normal ini disebut leukopeni. Sedangkan, jumlah leukosit yang kurang dari jumlah normal disebut leukositosis. 
Contoh keadaan jumlah leukosit menjadi lebih besar dari normal adalah leukimia atau kanker darah. Leukosit yang sangat banyak ini mengakibatkan fagositosis terhadap sel darah merah oleh sel darah putih.
3) Keping-keping darah (trombosit)
Keping-keping darah adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (megakariosit) dalam sum-sum tulang. Trombosit berbentuk seperti cakera atau lonjong dan berukuran 2 μm. Keping-keping darah mempunyai umur hanya 8 - 10 hari. Secara normal dalam setiap mm³ darah terdapat 150.000 - 400.000 keping-keping darah. Trombosit memiliki peranan dalam pembekuan darah.

b. Plasma darah
Plasma darah ialah cairan berwarna kekuning-kuningan dan terdapat sel-sel darah. Komponen terbesar dari plasma darah adalah air. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan ion-ion yang beraneka ragam. Molekul-molekul ini meliputi glukosa yang bekerja sebagai sumber utama energi untuk sel-sel dan asam amino. Selain molekul makanan, juga terdapat sisa metabolisme sel. Vitamin-vitamin dan hormon juga terdapat dalam plasma darah. Sejumlah ion, misalnya Na+ dan Cl– terdapat dalam plasma darah. Kira-kira 7 % plasma terdiri atas molekul-molekul protein, seperti fibrinogen yang esensial untuk proses pembekuan darah.

Darah manusia dapat digolongkan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya. Antigen adalah suatu jenis protein yang mampu merangsang pembentukan antibodi. Penggolongan ini sangat bermanfaat untuk transfusi darah. Untuk lebih memahami, mari ikuti uraian tentang golongan darah dan transfusi darah berikut ini.

a. Golongan darah
Golongan darah pada manusia dapat dibedakan menjadi empat golongan berdasarkan ada atau tidak adanya antigen (aglutinogen) dan antibodi (aglutinin). Orang yang bergolongan darah A, pada membran sel darah merah mengandung antigen atau aglutinogen A. Sementara, plasma darahnya mengandung aglutinin β (antibodi β). Orang yang bergolongan darah B, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α (antibodi α).
Orang yang bergolongan darah AB, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya tidak mengandung antibodi α dan β. Sedangkan, orang yang bergolongan darah O, pada membran sel darah merah tidak memiliki aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α dan β. Untuk lebih memahami, mari perhatikan Tabel di bawah ini.
Golongan Darah
Aglutinogen
Aglutinin
A
A
Β
B
B
Α
AB
AB
-
O
-
α  dan  β

b. Transfusi darah
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang kepada orang yang memerlukan. Orang yang memberi darah disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Dalam transfusi darah, donor harus memperhatikan jenis aglutinogen (antigen) yang dimilikinya. 

Sedangkan, pada resipien yang perlu diperhatikan adalah aglutininnya (antibodi). Jika antigen A (aglutinogen A) bertemu dengan antibodi α (aglutinin α), maka darah akan menggumpal atau membeku. Begitu pula sebaliknya, jika antigen B (aglutinogen B) bertemu dengan antibodi β (aglutinin β), maka darah juga akan menggumpal atau membeku.
Golongan darah O dapat menjadi donor bagi semua golongan darah, karena golongan darah ini tidak memiliki aglutinogen A maupun B sehingga tidak menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan darah. Oleh karena itu, golongan darah O disebut donor universal. Golongan darah O hanya dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah O juga, dan tidak dapat menerima darah dari golongan darah yang lainnya karena golongan darah O memiliki antibodi α dan β.
Tabel Skema Kemungkinan Terjadinya Transfusi Darah
Golongan darah AB merupakan resipien universal, karena dapat menerima darah dari golongan darah A, B, AB, maupun O. Hal ini disebabkan karena golongan darah AB tidak mempunyai antibodi (aglutinin) α maupun β, tetapi hanya memiliki antigen (aglutinogen) A dan B.
Selain golongan darah, ada faktor lain yang menentukan dalam transfusi darah, yaitu suatu antigen yang dimiliki manusia yang dinamakan rhesus. Rhesus negatif adalah darah yang di dalam eritrositnya tidak mengandung antigen rhesus, tetapi dalam plasma darahnya mampu membentuk antibodi atau aglutinin rhesus. Jika darah seseorang yang bergolongan rhesus positif ditransfusikan ke golongan rhesus negatif, maka akan terjadi penggumpalan walaupun golongan darahnya sama.

Peredaran limfa dimulai dari jaringan dan berakhir pada pembuluh balik di bawah selangka. Cairan limfa berasal dari plasma darah dalam kapiler darah yang keluar menuju jaringan tubuh. Kemudian, cairan limfa ini masuk ke dalam dua macam pembuluh getah bening, yaitu duktus limfatikus dekster dan duktus toraksikus sinister.
Duktus limfatikus dekster ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kanan masuk ke pembuluh balik bawah tulang selangka kanan. Sedangkan, duktus toraksikus sinister ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kiri masuk ke pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri.