Materi
Biologi untuk SMA kelas XI semester I | Kali ini saya akan memosting mengenai Materi Biologi semester I untuk SMA
kelas XI. Semoga informasi yang saya berikan bisa bermanfaat untuk anda.
Pelajaran 1
: Sel
1.
Pengertian Sel
Sel
adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Kata sel itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 – 1703)
yang berarti kotak-kotak kosong, setelah ia mengamati sayatan gabus
dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat
yang dinamakan protoplasma.
Istilah protoplasma pertama kali
dipakai oleh Johannes Purkinje. Menurut Johannes Purkinje protoplasma
dibagi menjadi dua bagian yaitu sitoplasma dan nukleoplasma. Schwaan dan
Schleiden (1838), menyatakan bahwa tumbuhan dan hewan mempunyai
persamaan, yaitu tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Selanjutnya, teori tersebut
dikembangkan menjadi suatu teori sebagai berikut:
- Sel adalah satuan struktural terkecil organisme hidup.
- Sel merupakan satuan fungsional terkecil organisme hidup.
- Sel berasal dari sel dan organisme tersusun oleh sel.
2. Struktur
Sel
Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran sel,
inti sel, dan sitoplasma:
2.1. Membran
Sel / Membran Plasma
Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar
dan tersusun dari senyawa kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak
atau lipid dengan senyawa protein). Membran sel disebut juga membran plasma
atau selaput plasma. Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang
yang dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan sel.
2.2. Inti
Sel (Nukleus)
Inti sel bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di
sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan)
sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom
yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein. Inti sel terdiri dari
bagian-bagian yaitu:
- Selaput inti (karioteka)
- Nukleoplasma (kariolimfa)
- Kromatin / kromosom
- Nukleous (anak inti)
2.3. Sitoplasma
dan Organel Sel
Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus
untuk cairan yang beradal dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi sebagai pelarut
zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel
adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup
serta menjalankan fungsi-fungsi kehidupan.
- Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
- Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu: (1) Retikulum endoplasma granuler (retikulum endoplasma kasar). RE kasar tampak kasar karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membrane; (2) Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi nama demikian karena permukaan sitoplasma tidak mempunyai ribosom.
- Mitokondria (the power house). Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs yang berlangsung di dalam mitokondria.
- Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
- Badan golgi (aparatus golgi/diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyortir dan mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi. Muka cis berfungsi sebagai penerima vesikula transpor dari RE. Muka trans berfungsi mengirim vesikula transpor. Vesikula transpor adalah bentuk transfer dari protein yang disintesis RE.
- Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis.
- Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu: (1) Leukoplas: berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan; (2) Kloroplas: plastida berwarna hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis; (3) Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen.
- Vakuola (rongga sel) berisi: garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
- Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, agela, dan silia.
- Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel.
- Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3.
Macam-Macam Sel
Berdasarkan ada tidaknya dinding / selaput inti, maka
sel dibedakan menjadi dua yaitu: struktur sel prokariotik dan struktur sel
eukariotik.
Perbedaan struktur sel prokariotik
dan struktur eukariotik.
Bagian Sel
|
Prokariot
|
Eukariot
|
Inti sel
|
Tanpa membran/selaput disebut nukleoid
|
Selaput inti ada, disebut inti sel (nukleus)
|
Penutup sel
|
Berupa kapsul (fungsi berbeda dengan dinding sel
pada tumbuhan)
|
Tidak ada pada hewan, pada tumbuhan ada dinding sel
|
Retikulum endoplasma
|
Tidak ada
|
Ada
|
Badan golgi
|
Tidak ada
|
Ada
|
Mitokondria
|
Tidak ada
|
Ada
|
Lisosom sentriol
|
Tidak ada
|
Ada
|
Ribosom
|
Ada pada sitoplasma
|
Ada (pada sitoplasma dan retikulum endoplasma)
|
DNA (bahan gen)
|
Berbentuk cincin bercampur dengan sitoplasma
|
Berbentuk pita spiral ganda (double helix)
terdapat pada inti, mitokondria, dan kloroplas (pada tumbuhan)
|
Perbedaan antara sel tumbuhan dan
sel hewan
Ada dua macam sel eukariotik yang mempunyai materi
penyusun relatif berbeda, yaitu sel hewan dan sel tumbuhan.
Komponen
|
Sel Tumbuhan
|
Sel Hewan
|
Ukuran
|
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan
|
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
|
Bentuk
|
Tetap
|
Tidak tetap
|
Dinding sel
|
Ada
|
Tidak tetap
|
Plastid
|
Ada
|
Tidak tetap
|
Lisosom
|
Tidak ada
|
Ada (untuk pencernaan makanan secara
pinositosis/fagositosis)
|
Sentrida
|
Tidak ada
|
Ada
|
Badan golgi
|
Duktiosom
|
Badan golgi
|
Vakuola
|
Pada sel muda kecil dan banyak, pada sel dewasa
tunggal dan besar
|
Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang beberapa
sel hewan uniseluler memiliki vakuola yang berukuran kecil baik pada sel muda
maupun sel dewasa
|
Flagella / sillia
|
Tidak ada
|
Ada tetapi tidak semua
|
Klorofil
|
Ada
|
Tidak ada
|
4. Transpor
Molekul melalui Membran
- Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerluka energi, meliputi (a) Difusi: perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis), setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya, hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. (b) Difusi terfasilitasi: melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan bantuan protein transport, protein transpor merupakan protein khusus yang menyediakan suatu ikatan baik bagi molekul yang sedang bergerak. (c) Osmosis: difusi air melalui selaput semipermeabel. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer.
- Transpor aktif adalah transpor yang melalui membran dengan melawan kecendrungan alami yaitu melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi ATP. Pada transpor aktir diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif primer dan sekunder: transpor aktir primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Sedangkan transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktir primer akan menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
- Endositosis dan Eksositosis; Ekositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke dalam ke dalam sel yang berupa cairan. Fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel.
Pelajaran 2 : Jaringan Tumbuhan dan Hewan
1. JARINGAN HEWAN
Ditinjau dari susunan kimiaanya jaringan tubuh manusia terdiri dari atas air 65 – 70%, protein 10%, lipid 10 – 15%, karbohidrat 10%, dan zat anorganik 5%.
Pada saat perkembangan embrio, jaringan muda (germ layers) berdeferensi dan spesialisasi menjadi empat macam jaringan utama. Berdasarkan fungsinya dan struktur jaringan tubuh dikelompokan menjadi empat macam jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
2. Jaringan Epitel
Istilah epitheliuem berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele atau penting. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi tidak dugunakan untuk kelenjar. (Joko Waluyo, 2006: 34-35).
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan dari padanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru. (Kimball. 1992:245).
Sifat – sifat umum jaringan epitel
Jaringan epitel merupakan lapisan pembungkus dan pelapis, lepas dari tebal atau funginya, mempunyai beberapa sifat yang umum sebagai berikut.
1. JARINGAN HEWAN
Ditinjau dari susunan kimiaanya jaringan tubuh manusia terdiri dari atas air 65 – 70%, protein 10%, lipid 10 – 15%, karbohidrat 10%, dan zat anorganik 5%.
Pada saat perkembangan embrio, jaringan muda (germ layers) berdeferensi dan spesialisasi menjadi empat macam jaringan utama. Berdasarkan fungsinya dan struktur jaringan tubuh dikelompokan menjadi empat macam jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
2. Jaringan Epitel
Istilah epitheliuem berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele atau penting. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi tidak dugunakan untuk kelenjar. (Joko Waluyo, 2006: 34-35).
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan dari padanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru. (Kimball. 1992:245).
Sifat – sifat umum jaringan epitel
Jaringan epitel merupakan lapisan pembungkus dan pelapis, lepas dari tebal atau funginya, mempunyai beberapa sifat yang umum sebagai berikut.
- Sel – selnya mempunya bentuk yang agak teratur dan tidak bayak mempunyai proses protoplasma yang luas. Lembaran- lembaran epitel kebanyakan menempel erat satu sama lain.
- Antara sel – selnya terdapat sedikit kerangka struktural (bahan ekstraseluler atau matriks).
- Jaringan epitel tidak mempunyai persendian dari pembuluh darah dan harus diberi persendian makanan melalui difusi dari lapisan – lapisan kapiler yang ada di bawahnya.
- Jaringan – jaringan epitel terikat erat pada jaringan konektif yang terletak di bawahnya oleh selaput tipis yang disebut lamina basal atau membran dasar.
- Jaringan epitel dapat diamati pada waktu sewaktu mitosis, dan bila mitosis ini terjadi menandakan adanya pembaruan sel.
Fungsi umum jaringan epitel
Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi – fungsi ini mencerminkan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang.
Fungsi umum jaringan epitel yaitu sebagai berikut.
Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi – fungsi ini mencerminkan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang.
Fungsi umum jaringan epitel yaitu sebagai berikut.
- Proteksi atau perlindungan, karena epitel melapisi permukaan dan luar tubuh.
- Absorbs, misalnya epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi perlindungan juga berperan dalam proses penyerapan hasil – hasil percernaan makanan yang bekerja secara selektif.
- Lubrikasi, sebagian besar saluran – saluran dalam tubuh perukaannya harus tetap basah sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu. Misalnya, epitel yang melapisi vagina tidak memiliki kelenjar.
- Sekretoris, dalam hal ini epitel tersebut sebagai kalenjar. ( Joko Waluyo, 2006: 34-38 )
Berdasarkan strukturnya jaringan
epitel dibagi menjadi tiga macam yaitu :
- Epitel pipih : Berbentuk seperti lapisan pipih, nukleusnya bulat dan terletak ditengah.
- Epitel batang (silindris) : Berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat dan terletak di dasar sel.
- Epitel kubus : Berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat dan terletak ditengah. (D.A Pratiwi. Dkk. 2007:39)
Macam – macam jaringan epitel
Jaringan epitel mempunyai bermacam - macam lapisan, yakni sebagai berikut: epitel selapis, epitel berlapis, epitel transi-sional, dan epitel kelenjar.
- a. Epitel selapis
Epitel selapis mempunyai berbagai bentuk, yakni sebagai berikut.
- Epitel selapis gepeng (epitel skuamosa)
Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam
satu lapisan. Proses difusi berlangsung bebas melintasi membrane pelapis organ,
seperti jantung, pembuluh darah, alveoli paru dan pembuluh limfe. Epitel
selapis gepeng ini terdapat pada pembuluh darah dan selaput rongga tubuh,
alveolus paru, dinding luar kapsup Bowman dalam ginjal, dan selaput gendang
telinga.
1. Epitel selapis kubus
Epitel selapis kubus adalah selapis sel – sel yang tinggi dan lebarnya sama. Epitel ini khas terdapat dimana terjadi transport ion, misalnya pada tubulus ginjal, kelenjar keringat, selaput luar ovarium, saluran kemih, saluran kelamin jantan, kelenjar prostat, dan lain – lain saluran dalam tubuh. Epitel ini juga melapisi pleksus koroid – empat kelompok kapilar di dinding vertikel otak yang membantu menghasilkan cairan serebropinal (CSF). Epitel ini membentuk tubulus ginjal dan terdapat pada beberapa kelenjar. Epitel ini aktif bersekresi, absorbsi, dan ekskresi.
2. Epitel selapis silindris
Epitel ini melapisi saluran cerna dan terdiri atas campuran sel, ada yang mengabsorpsi produk percernaan dan yang lain mengsekresi mucus (sel globet). Epitel ini terdiri atas sael absorptive dan sel goblet membungkus pembatas usus halus dan usus besar. Epitel ini di temukan pada saluran kelenjar, kandung empedu, dan duktus papilaritas di system urinarius.
3. Epitel selapis silindris bersilia
Epitel elapis silindris ada yang bersilia, yaitu juluran halus sitoplasma dari permukaan lumen. Silia dapat melakukan gerakan bergelombang ke satu arah. Epitel ini melapisi tuba uterine dan sebagian besar saluran napas. Di tuba epitel mendurong telur ke arah uterus dan laruran napas mendorong mukus ke arah tenggorok.
1. Epitel selapis kubus
Epitel selapis kubus adalah selapis sel – sel yang tinggi dan lebarnya sama. Epitel ini khas terdapat dimana terjadi transport ion, misalnya pada tubulus ginjal, kelenjar keringat, selaput luar ovarium, saluran kemih, saluran kelamin jantan, kelenjar prostat, dan lain – lain saluran dalam tubuh. Epitel ini juga melapisi pleksus koroid – empat kelompok kapilar di dinding vertikel otak yang membantu menghasilkan cairan serebropinal (CSF). Epitel ini membentuk tubulus ginjal dan terdapat pada beberapa kelenjar. Epitel ini aktif bersekresi, absorbsi, dan ekskresi.
2. Epitel selapis silindris
Epitel ini melapisi saluran cerna dan terdiri atas campuran sel, ada yang mengabsorpsi produk percernaan dan yang lain mengsekresi mucus (sel globet). Epitel ini terdiri atas sael absorptive dan sel goblet membungkus pembatas usus halus dan usus besar. Epitel ini di temukan pada saluran kelenjar, kandung empedu, dan duktus papilaritas di system urinarius.
3. Epitel selapis silindris bersilia
Epitel elapis silindris ada yang bersilia, yaitu juluran halus sitoplasma dari permukaan lumen. Silia dapat melakukan gerakan bergelombang ke satu arah. Epitel ini melapisi tuba uterine dan sebagian besar saluran napas. Di tuba epitel mendurong telur ke arah uterus dan laruran napas mendorong mukus ke arah tenggorok.
- b. Epitel berlapis
Epitel ini terdiri atas beberapa lapis sel, diberi nama sesuai bentuk sel
pada lapisan paling atasnya.
- Epitel berlapis gepeng
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis, pada potongan tegak lurus
dengan permukaan terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya. Tebal dan
jumlah selnya dalam tiap zona dari epitel berlapis gepeng bervariasi dari satu
tempat dalam tubuh ke tempat lainnya. Bentuk selnya macam – macam, dari
kolumner sampai gepeng. Bentuk gepeng hanyalah dilihat sel – sel yang terletek
di lapisan permukaan, sedangkan sel – sel yang terletak lebih dalam bentuknya
berubah. Sel – sel yang terletak paling basal berbentuk kubus atau silindris
melekat pada membrane basalis. Di atas sel – sel silindris ini terdapat
laipasan sel yang membentuk polyhedral yang makin mendekati permukaan makin
memipih.
Epitel jenis ini dibedakan menjadi dua macm, yaitu sebagai berikut.
a) Epitel berlapis gepeng tanpa tanduk pada permukaan basah, seperti melapisi rongga mulut, farings, esophagus, dan vagina.
b) Epitel berlapis gepeng dengan lapis tanduk pada permukaan kering, missal kuku, kulit, dan rambut. Lapisan permukaan terdiri atas sel – sel yang mati yang mengandung keratin.
Epitel jenis ini dibedakan menjadi dua macm, yaitu sebagai berikut.
a) Epitel berlapis gepeng tanpa tanduk pada permukaan basah, seperti melapisi rongga mulut, farings, esophagus, dan vagina.
b) Epitel berlapis gepeng dengan lapis tanduk pada permukaan kering, missal kuku, kulit, dan rambut. Lapisan permukaan terdiri atas sel – sel yang mati yang mengandung keratin.
- Epitel berlapis kubus
Epitel berlapis yang terdiri atas sel – sel permukaan yang berbentuk kubus.
Jenis epitel ini tidak terlalu banyak ditemukan di dalam tubuh, misalnya ductus
excretarius parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.
- Epitel silindris bertingkat (epitel silindris berlapis semu)
Epitel silindris bertingkat adalah selapis sel – sel yang di dalamnya
terdapat semua sel – sel, bersandar pada membrane basalis tapi hanya beberapa
mencapai permukaan apical epitel.
Epitel silindris bertingkat banyak pada system reproduksi pria, yakni epitel lumen epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan uretra pars prostatika.
Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi sehingga epitel ini disebut epitel silindri bertingkat bersilia. Epitel jenis terakhir ini terdapat pada trachea, bronchus besar, dan ductus deferens.
Epitel silindris bertingkat banyak pada system reproduksi pria, yakni epitel lumen epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan uretra pars prostatika.
Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi sehingga epitel ini disebut epitel silindri bertingkat bersilia. Epitel jenis terakhir ini terdapat pada trachea, bronchus besar, dan ductus deferens.
- Epitel transisional
Epitel transisional merupakan bentuk sel – sel perantaraan e[pitel gepeng
dan epitel kubus. Bentuk sel – sel lonjong atau kubus menggepeng, terdiri atas
beberapa lapis sel saja.
Epitel ini ditemukan pada kaliks minor, kaliks mayor, pelvis renis, ureter, kandung kemih, dan bagian proksimal eretra. Epitel transisional pada kandung kemih mengalami perubahan morfolihgik yang reversible selama peregangan kandung kemih dan pengeluaran kemih.
Sel – sel paling basal dari epitel ini berbentuk kubus atau silindris. Pada lapisan sel di atasnya terdiri atas sel – sel yang benbentuk polidedral, sedang lapisan atasnya terdiri atas sel – sel yang berbentuk labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel – sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah. Sel lapisan teratas berbentuk cembung dan berukuran besar mirip paying tanpa tungkai, sehingga dinamakan sel paying.
Epitel ini ditemukan pada kaliks minor, kaliks mayor, pelvis renis, ureter, kandung kemih, dan bagian proksimal eretra. Epitel transisional pada kandung kemih mengalami perubahan morfolihgik yang reversible selama peregangan kandung kemih dan pengeluaran kemih.
Sel – sel paling basal dari epitel ini berbentuk kubus atau silindris. Pada lapisan sel di atasnya terdiri atas sel – sel yang benbentuk polidedral, sedang lapisan atasnya terdiri atas sel – sel yang berbentuk labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel – sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah. Sel lapisan teratas berbentuk cembung dan berukuran besar mirip paying tanpa tungkai, sehingga dinamakan sel paying.
- Epitel kelenjar
Kelompok sel epitel tertentu disebut kelenjar dan menghasilkan secret
khusus. Kelenjar yang mencurahkan isinya ke permukaan epitel, langsung atau
melalui saluran disebut kelenjar eksokrin. Kelompok sel epitel lain
terpisah dari permukaan epitel dan mencurahkan sekretnya ke dalam darah dan
limfe, disebut kelenjar endokrin; sekretnya disebut hormon. ( Joko
Waluyo, 2006: 38-43).
3. Jaringan Ikat
Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994:125)
Fungsi jaringan ikat
Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai berikut.
3. Jaringan Ikat
Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994:125)
Fungsi jaringan ikat
Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai berikut.
- Melekatnya suatu jaringan ke jaringan yang lain.
- Menyalut berbagai saluran dan rongga.
- Menyalurkan atau mengangkut bahan dari suatu jaringan.
- Mengisi rongga dan celah.
- Menghasilkan bahan penangkal (imunitas).
- Menunjang alat dan tubuh.
- Pelindung alat lunak.
- Cadangan air, elektrolit mineral, dan energi (lemak)
Macam – macam jaringan ikat
- Jaringan ikat padat
Mempunyai matrik yang banyak mengandung serat kolagen. Jarinagan ini
membentuk tendon sebagai pelekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai
tempat persendian tulang dengan tulang. Mempunyai lebih banyak serat – serat
per unit volume dari pada jaringan ikat longgar dan dibagi menjadi teratur dan
tidak teratur berdasarkan letak serat ekstraseluluer dalam jaringan ikat ini
mempunyai komponen seluler yang relatif sedikit dan dalam komponen fobrosa yang
dominan, sel – selnya terutama terdiri atas fibroblast ( sel pembentuk serabut).
Misalnya urat, mengandung serabut kolagen yang searah. Terdapat pada dermis,
tunica submucosa saluran pencernaan.
- Jaringan ikat longgar
Substansi antar sel bersifat semi-olid (mirip agar-agar) dengan fibroblas,
yang dipisahkan oleh serat – serat kolagen dan elastin. Ditemukan di seluruh
tubuh seperti di bawah kulit, diantaranya otot, penyokong pembuluh darah dan
saraf, saluran cerna penyokong sel sekresi kelenjar. Sel – selnya jarang dengan
zat antar sel yang mengandung serabut – serabut kolagen dan serabut elastik.
Terdapat pada dermis, subcutis (bawah kulit), lapisan serosa selaput peritonium
(rongga perut), dan pleura (rongga dada).
- Jaringan masenkim
Merupakan jaringan ikat embrional dengan sel – sel yang berbentuk buntang
dan zat interseluler yang amorf. Jaringan ini belum mengalami deferensiasi,
masih dapat tumbuh manjadi bermacam – macam jaringan ikat lain.
Jaringan masenkim semula terdapat sebagai pengisi antar lapisan endoderm dan eksoderm dalam embrio. Jaringan banyak berkembang menjadi jaringa dasar dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat, sehingga pada tempat – tempat perkembangan jaringan tersebut walaupun sudah bukan embrio lagi masih dapat dijumpai jaringan masenkim.
Jaringan masenkim semula terdapat sebagai pengisi antar lapisan endoderm dan eksoderm dalam embrio. Jaringan banyak berkembang menjadi jaringa dasar dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat, sehingga pada tempat – tempat perkembangan jaringan tersebut walaupun sudah bukan embrio lagi masih dapat dijumpai jaringan masenkim.
- Jaringan lemak
Jaringan ini terutama terdiri atas sel lemak dalam matriks jaringan
longgar. Ada dua jenis jaringan lemak, yaitu yang putih dan yang cokelat.
Jaringan lemak putih merupakan 20 – 25% dari berat badan seorang dewasa nornal.
Lemak putih terdapat di bawah kulit, di antara otot dan lain – lain. Jaringan
lemak cokelat hanya terdapat sedikit pada manusia, antara lain interskapula.
Jaringan lemak ini tidak menghasilkan energi seperti yang putih melalui panas.
- Jaringan elastis
Jaringan ini dapat direnggangkan. Matriks tersusun dari serat elastin. Di
temukan dalam organ yang dapat berubah bentuknya seperti dinding pembuluh.
- Tulang
Tulang merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen
yang tertanam di dalam matriks. Jaringan ini paling keras dalam tubuh dan
terdiri atas air 20%, zat organi 30 – 40%, zat anorganik 40 – 50%. Terdapat dua
jenis tulang yaitu tulang kompak dan tulang spons.Tulang berupa jaringan yang
sangat keras, karena zat antar selnya mengandung kalium fosfat. Didalam matriks
sel tulang terdapat kalium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini
merupakan peran penting tulang dalam homeostatis kadar kalsium dalam darah.
- Jaringan rawan
Jaringan ini jauh lebih kuat. Selnya tidak seberapa banyak di dalam matriks
yang mengandung serat kolagen dan elastin, zat interselulernya padat dan keras
disebut matriks. Sel – selnya kondasit, yang terletak di dalam rongga – rongga
yang disebut lacuna. Tardapat tiga tulang rawan, yakni tulang rawan hialin
(ditemukan di permukaan sendi, ujung iga, larings, trakea dan bronkus), tulang
rawan elastis (ditemukan di epliglotis dan daun telinga), dan fribrokartilago
(ditemukan di diskus invertebrali, tepian tulang sendi panggul dan bahu, dan
ligamen antar tulang).
- Darah
Biasanya dimasukan kedalam kelompok jaringan ikat. Zat ini antar selnya
berupa cairan disebut plasma darah. Plasma darah mengandung zat – zat terlarut,
berupat zat anorganik misalnya ion – ion karbonat, fosfat, natrium, klorida dan
lain – lain; dan zat – zat organik, misalnya protein, asam amino, glukosa,
hormon dan lain – lain. Darah ini berfungsi utama dalam transport substansi
dari suatu bagian tubuh ke bagian yang lain, selainitu darah juga berperan
dalam sistem kekebalan. Ada tiga macam sel darah, yakni eritrosit, leukosit,dan
trombosit.
4. Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot.
Jaringan otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot jantung.
Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas. Berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Otot Polos
Bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak.
b. Otot Jantung
Merupkan otot khusus penyusun organ jantung. Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
c. Otot lurik
Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka. ( Joko Waluyo, 2006: 44-51).
5. Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. ( Lim. 1998:132 ).
Pada jaringan saraf, bagian – bagian yang terlihat adalah inti sel, zat kapur, granular, membran sel dan ujung saraf. Seperti yang sudah diketahui bahwa otak merupakan sel saraf pusat sedangkan bagian dalam yang berwarna putitih karena banyak mengandung dendrite dan akson. Seperti yang telah ada pada teori dasarnya bahwa , sel saraf pusat disusun oleh neuron dan neuroglia. Neuron merupakan perantara komunikasi otak dan tubuh. Rangsangan akan melewati neuron sebelum mencapai saraf pusat. Rangsangan secara spontan dibangkitkan di otak dan di salurkan ke organ tubuh n(efektor) lewat saraf tepi.
6. JARINGAN TUMBUHAN
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong – golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam – macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain jaringan meristem pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam – macam sesuai letak dan fungsinya.
Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakaqn menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu acam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelinding dan pengangkut).
Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori. Jaringan – jaringan tersebut bersama jaringan yang lain menyusun satu organ pada tumbuhan. Organ vegetative pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.
Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas jaringan epidermis atas maupun bawah permukaan daun. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel – sel lain yang merupakan derivat dari jaringan epidermis. Jaringan daun terdiri atas jaringan klorenkim dan jaringan bekas pengangkut. Jaringan klorenkim mempunyai dua bentuk yaitu yang berbentuk panjang – panjang dan tersusun rapat disebut jaringan palisade atau jaringan pagar. Sedangkan yang bentuknya tidak beraturan, tersusun kurang rapat dan mempunyai banyak ruang antar sel disebut sebagai jaringan spons atau jaringan bunga karang.
Batang yang merupakan sumbu utama tumbuhan secara anatomi terdiri atas jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan korteks pada bagian lebih dalam dan jaringan berkas poengankut. Selain itu, terdapat jaringan penguat yang letakna bervariasi menurut jenis tumbuhannya.
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral dari dalam tanah. Secara anatomi, penampang melintang akar pada dikotil terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial. Karena fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari lingkungan ke sel – sel tumbuhan, maka epidermis sebagai jaringan terluar di beberapa tempat mengalami modifikasi menjadi bulu – bulu akar. (Tim Dosen Pembina.2012:7).
Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam macam sel yang masing masing mempunyai fungsi tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut;
4. Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot.
Jaringan otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot jantung.
Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas. Berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Otot Polos
Bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak.
b. Otot Jantung
Merupkan otot khusus penyusun organ jantung. Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
c. Otot lurik
Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka. ( Joko Waluyo, 2006: 44-51).
5. Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. ( Lim. 1998:132 ).
Pada jaringan saraf, bagian – bagian yang terlihat adalah inti sel, zat kapur, granular, membran sel dan ujung saraf. Seperti yang sudah diketahui bahwa otak merupakan sel saraf pusat sedangkan bagian dalam yang berwarna putitih karena banyak mengandung dendrite dan akson. Seperti yang telah ada pada teori dasarnya bahwa , sel saraf pusat disusun oleh neuron dan neuroglia. Neuron merupakan perantara komunikasi otak dan tubuh. Rangsangan akan melewati neuron sebelum mencapai saraf pusat. Rangsangan secara spontan dibangkitkan di otak dan di salurkan ke organ tubuh n(efektor) lewat saraf tepi.
6. JARINGAN TUMBUHAN
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong – golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam – macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain jaringan meristem pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam – macam sesuai letak dan fungsinya.
Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakaqn menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu acam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelinding dan pengangkut).
Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori. Jaringan – jaringan tersebut bersama jaringan yang lain menyusun satu organ pada tumbuhan. Organ vegetative pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.
Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas jaringan epidermis atas maupun bawah permukaan daun. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel – sel lain yang merupakan derivat dari jaringan epidermis. Jaringan daun terdiri atas jaringan klorenkim dan jaringan bekas pengangkut. Jaringan klorenkim mempunyai dua bentuk yaitu yang berbentuk panjang – panjang dan tersusun rapat disebut jaringan palisade atau jaringan pagar. Sedangkan yang bentuknya tidak beraturan, tersusun kurang rapat dan mempunyai banyak ruang antar sel disebut sebagai jaringan spons atau jaringan bunga karang.
Batang yang merupakan sumbu utama tumbuhan secara anatomi terdiri atas jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan korteks pada bagian lebih dalam dan jaringan berkas poengankut. Selain itu, terdapat jaringan penguat yang letakna bervariasi menurut jenis tumbuhannya.
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral dari dalam tanah. Secara anatomi, penampang melintang akar pada dikotil terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial. Karena fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari lingkungan ke sel – sel tumbuhan, maka epidermis sebagai jaringan terluar di beberapa tempat mengalami modifikasi menjadi bulu – bulu akar. (Tim Dosen Pembina.2012:7).
Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam macam sel yang masing masing mempunyai fungsi tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut;
- Sel Parenkim
Sel parenkim berdinding tipis, membentuk jaringan parenkim yang merupakan
jaringan dasar pembentuk kortex dan empulur pada batang serta kortex pada akar.
- Sel Kolenkim
Sel kolenkim serupa dengan sel parenkim tetapi berdinding tebal terutama
pada sudut sudutnya. Membentuk jaringan kolenkim , terutama pada daerah kortex.
- Sel Epidermis
Sel epidermis berdinding tebal ( penebalan primer ). Membentuk jaringan
epidermis yang merupakan jaringan pelindung. Pada beberapa sel, epidermis dapat
bermodifikasi menjadi stomata, rambut dan kelenjar.
- Sel Sklerenkim
Sel skelerenkim mengalami penebalan skunder. Membentuk jaringgan sklerenkim
dan menurut bentuknya sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua yaitu
- Sklereid ( sel berukuran pendek, bercabang atau tidak bercabang )
- Serat ( sel berukuran panjang dan berujung runcing )
- Trakeid
Selnya berujung meruncing dan ada penebalan dinding. Merupakan bagian dari
xilem ( ikatan pembuluh ) pada tumbuhan kayu.
- Trakea
Selnya berpenebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tubuh.
Dinding ujung masing masing sel berlubang sehingga merupakan suatu saluran.
- Pembuluh Tapis
Terdiri atas suatu deretan memanjang dari sel sel yang memiliki dinding
ujung yang berpori halus.
Trakeid dan trakea merupakan bagian dari xilem ( kayu ). Sedangkan pembuluh tapis merupakan bagian dari floem ( kulit kayu ). Xilem dan floem membentuk ikatan pembuluh. (Ratnaningsih dkk.1999:19).
Jaringan pada tumbuhan tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan bersama jaringan lain untuk membentuk suatu organ. Organ pada tumbuhan tinggi berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Trakeid dan trakea merupakan bagian dari xilem ( kayu ). Sedangkan pembuluh tapis merupakan bagian dari floem ( kulit kayu ). Xilem dan floem membentuk ikatan pembuluh. (Ratnaningsih dkk.1999:19).
Jaringan pada tumbuhan tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan bersama jaringan lain untuk membentuk suatu organ. Organ pada tumbuhan tinggi berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
- Akar (radiks)
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang ditutupi tudung
akar (kaliptra) di mana pada dinding sel sebelah luarnya berlendir untuk
memudahkan menembus tanah.
Fungsi akar :
Fungsi akar :
- Menyerap air dan zat makanan
- Memperkokoh berdirinya batang
- Menyimpan cadangan makanan
- Alat perkembangbiakan vegetative
- bernafas (akar nafas)
Sistem perakaran :
- Akar serabut, pada monokotil
- Akar tunggang, pada dikotil
Struktur akar :
- Struktur luar :
- Rambut akar, merupakan perluasan sel epidermis akar dan berfungsi memperluas daerah penye-rapan mineral dan air.
- Tudung akar (kaliptra), melindungi sel-sel meristem di ujung akar
- Struktur dalam :
- Epidermis, sel berdinding tipis, tersusun rapat, tetapi mudah dilalui air. Sebagian selnya mengalami modifikasi menjadi bulu-bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan. Dinding sel tidak dilapisi kutikula.
- Korteks, letaknya disebelah dalam epidermis, tersusun atas beberapa lapis sel yang tidak teratur dan banyak ruang antar sel yang penting untuk pertukaran udara.
- Endodermis, merupakan lapisan pemisah antara kortek dengan stele. Dinding selnya mengalami penebalan gabus (suberin) yang membentuk rangkaian pita yang disebut pita kaspari.
- Stele (silinder pusat), merupakan bagian terdalam dari akar yang terdiri atas jaringan ; Perisikel/ perikambium, berkas pengangkut (vaskuler) dan jaringan parenkim.
2. Batang (caulis)
Fungsi :
Fungsi :
- Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh.
- Alat perkembangbiakan vegetatif
- Alat penyimpan bahan makanan cadangan
- Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah
- Batang dikotil, tersusun atas jaringan :
- Epidermis
- Korteks (kulit pertama)
- Stele (silinder pusat), terdapat :
- Perisikel/ perikambium
- Perkas pengangkutan
- Empulur
- Batang monokotil, tersusun atas jaringan :
- Epidermis
- Korteks
- Stele
Batas antara korteks dengan stele tidak jelas. Setiap berkas
pengangkut dilindungi oleh sarung skleremkim.
3. Daun (folium)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting untuk fotosintesis.
Fungsi :
3. Daun (folium)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting untuk fotosintesis.
Fungsi :
- Sebagai tempat fotosintesis
- Sebagai alat penguapan (evaporasi)
- Sebagai tempat menyimpan bahan makanan
- Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif
Organ daun tersusun atas jaringan epidermis, parenkim dan berkas
pengangkut.
- Epidermis
- Berfungsi melindungi jaringan di bawahnya
- Terdapat lapisan kutikula (lilin)
- Sebagian mengalami modifikasi menjadi sel penutup pada stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas dan uap air
- Tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup
- Parenkim.
Terdapat 2 macam parenkim, yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) dan
parenkim spons (bunga karang) yang keduanya membentuk daging daun (mesofil).
Jaringan palisade berbentuk tiang, tersusun rapat dan biasanya terdapat pada bagian atas daun. Daun yang memiliki dua lapis jaringan palisade pada kedua permukaan disebut daun isobilateral.
Jaringan bunga karang tersusun atas sel-sel yang tidak teratur dan terdapat rongga udara antar sel. Rongga tersebut berfungsi untuk pertukaran gas. Banyak mengandung klorofil dan merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis
c. Berkas pengangkut.
Jaringan palisade berbentuk tiang, tersusun rapat dan biasanya terdapat pada bagian atas daun. Daun yang memiliki dua lapis jaringan palisade pada kedua permukaan disebut daun isobilateral.
Jaringan bunga karang tersusun atas sel-sel yang tidak teratur dan terdapat rongga udara antar sel. Rongga tersebut berfungsi untuk pertukaran gas. Banyak mengandung klorofil dan merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis
c. Berkas pengangkut.
- Terdiri atas xylem dan floem
- Terdapat pada tulang-tulang daun yang merupakan lanjutan dari ranting atau batang.
- Berkas pengangkut akan berakhir pada celah kecil pada ujung atau tepi daun disebut hidatoda.
Masing-masing organ muda pada
tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu daun, batang dan akar, memiliki tiga
system jaringan, yaitu jaringan dermal, System jaringan pembuluh, dan system
jaringan dasar. Masing-masing jaringan tersebut sambung-menyambung diseluruh
tubuh tumbuhan.
Pelajaran 3 : Sistem Gerak Pada Manusia
Manusia memiliki kemampuan untuk
bergerak dan melakukan aktivitas, seperti berjalan, berlari, menari dan
lain-lain. Bagaimana manusia dapat melalakukan gerakan ? Kemampuan melakukan
gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil
kerja sama yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian,
dan otot.
Fungsi
rangka (tulang) adalah sebagai alat gerak pasif, yang hanya dapat bergerak bila
dibantu oleh otot. Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi tulang pipa,
tulang pipih, tulang pendek, sedangkan berdasarkan pada zat penyusun dan sturkturnya
tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.
Fungsi
persendian adalah menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang yang
lainnya.
Fungsi otot
adalah sebagai alat gerak aktif, yang dapat menggerak- kan organ lain sehingga
terjadi suatu gerakan.
Untuk lebih jelasnya dalam membahas
system gerak ini, akan diuraikan satu persatu, sebagai berikut yaitu rangka
(tulang), sendi dan otot.
A.
Rangka (Tulang)
Rangka atau
tulang pada tubuh manusia termasuk salah satu alat gerak pasif karena tulang
baru akan bergerak bila digerakkan oleh otot. Sedangkan unsur pembentuk tulang
pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang direkatkan oleh
kalogen. Dalam perkembangannya bentuk tulang dan rangka tubuh yang disusun nya
dapat mengalami kelainan yang disebabkan oleh gangguan yang dibawa sejak lahir,
infeksi penyakit, faktor gizi atau posisi tubuh yang salah. Hubungan antar
tulang yang satu dengan tulang yang lainnya, dihubung- kan oleh persendian
(sendi). Pada manusia terdapat tiga (3) bentuk persendian, yaitu sendi mati,
sendi kaku dan sendi gerak
1.
Macam-Macam Organ Penyusun Sistem Gerak
Fungsi Rangka Pada Manusia
Kerangka pada tubuh manusia memiliki fungsi yang
sangat penting, yaitu :
1. sebagai penegak tubuh
2. sebagai pembentuk
tubuh
3. sebagai tempat
melekatnya otot (otot rangka)
4. sebagai pelindung
bagian tubuh yang penting
5. sebagai tempat
pembentukkan sel darah merah
6. sebagai alat gerak
pasif
Kerangka manusia dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu :
1. Bagian Tengkorak
2. Bagian Badan
3. Bagian Anggota Gerak
1.
Bagian Tengkorak (Kepala)
tersusun dari tulang pipih yang berfungsi sebagai
tempat pembuatan sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih.
terdiri dari :
1 tulang dahi
2 tulang tapis
2 tulang hidung
2 tulang ubun-ubun
2 tulang pipi
|
2 tulang langit-langit
2 tulang baji
2 tulang pelipis
2 tulang air mata
2 tulang rahang atas
|
1 tulang lidah
1 tulang tengkorak
2 tulang rahang bawah
|
2. Bagian Badan
Bagian badan terbagi menjadi 5 kelompok,
yaitu :
a.
Ruas-ruas tulang belakang ( 33 ruas )
b.
Tulang rusuk ( 12 pasang )
7 pasang tulang rusuk sejati
3 pasang tulang rusuk palsu
2 pasang tulang rusuk melayang
c.
Tulang dada, terdiri dari :
tulang hulu
tulang badan
tulang pedang-pedangan
d.
Gelang bahu terdiri dari :
2 tulang selangka (kiri dan kanan)
2 tulang belikat (kiri dan kanan)
e.
Gelang panggul terdiri dari :
2 tulang duduk (kiri dan kanan)
2 tulang usus (kiri dan kanan)
2 tulang kemaluan (kiri dan kanan)
3.
Bagian Anggota Gerak
Anggota gerak dapat dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :
a.
anggota gerak atas (tangan kiri dan kanan) terdiri dari :
2 tulang pengumpil
2 tulang lengan atas
2 tulang hasta
16 tulang pergelangan tangan
10 tulang telapak tangan
28 ruas tulang jari tangan
b.
anggota gerak bawah (kaki kiri dan kanan) terdiri dari :
2 tulang paha
2 tulang tempurung lutut
2 tulang kering
2 tulang betis
14 tulang pergelangan kaki
10 tulang telapak kaki
28 ruas tulang jari kaki
2.
Jenis dan Fungsi Tulang
Menurut jenisnya tulang pada manusia
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.
Tulang Rawan
Tulang rawan tersusun dari sel-sel
tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan
sedikit zat kapur, bersifat lentur.
Tulang rawan banyak terdapat pada
tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang
rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang
belakang.
Mengapa bila anak-anak mengalami
patah tulang, cepat menyambung kembali ? Hal ini dikarenakan pada anak-anak
masih banyak memiliki tulang rawan, sehingga bila patah mudah menyambung
kembali.
Proses perubahan tulang rawan
menjadi tulang keras, disebut osifikasi.
Gb. Tulang rusuk
b.
Tulang Keras
Tulang keras dibentuk oleh sel
pembentuk tulang (osteoblas)ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat
kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras.
Zat kapur tersebut dalam bentuk
kalsium karbonat (CaCO3)dan kalsium fosfat ( Ca(PO4)2)
yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Dalam tulang keras terdapat saluran
havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur
kehidupan sel tulang.
Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka.
Contoh tulang keras :
tulang paha
tulang lengan
tulang betis
tulang selangka
3.
Bentuk Tulang
Menurut bentuknya tulang terbagi 3 macam, yaitu :
a.
Tulang pipa
Bentuknya bulat, panjang dan tengahnya berongga
Contohnya :
tulang paha
tulang lengan atas
tulang jari tangan
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah
b.
Tulang pipih
Bentuknya pipih ( gepeng )
Contohnya :
tulang belikat
tulang dada
tulang rusuk
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah
dan sel darah putih
c.
Tulang pendek
Bentuknya pendek dan bulat
Contohnya :
ruas-ruas tulang belakang
tulang pergelangan tangan
tulang pergelangan kaki
Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah
dan sel darah putih
4.
Persendian
Pada kerangka tubuh manusia terdapat
kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut
sendi atau artikulasi. Pada sistem gerak manusia, persendian mempunyai peranan
penting dalam proses terjadinya gerak.
Menurut sifat gerakannya persendian
(sendi) dapat dibedakan menjadi tiga (3 macam) yaitu :
a.
Sendi Mati
yaitu persendian yang tidak memiliki
celah sendi sehingga tidak memungkinkan terjadinya pergerak kan, misalnya
persendian antar tulang tengkorak.
b.
Sendi Kaku
yaitu persendian yang terdiri dari ujung-ujung
tulang rawan, sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku,
misalnya persendian antara ruas- ruas tulang sendi kaku
c.
Sendi Gerak
yaitu persendian yang terjadi pada
tulang satu dengan tulang yang lain tidak dihubungkan dengan jaringan sehingga
terjadi gerakan yang bebas.
Sedangkan sendi gerak dapat
dibedakan menjadi 6 macam, tetapi pada saat ini hanya akan dibahas 4 macam
sendi, diantaranya :
1)
Sendi Engsel
yaitu persendian yang dapat
digerakan kesatu arah.
Contohnya :
persendian antara tulang paha dengan tulang betis
persendian antara tulang lengan dengan tulang hasta
2) Sendi Putar
yaitu persendian yang dapat
digerakan secara berputar
Contohnya :
persendian antara tulang leher dengan tulang atlas
persendian antara hasta dengan tulang pengumpil
3)
Sendi Peluru
yaitu persendian yang dapat
digerakan kesegala arah
Contohnya :
persendian antara gelang bahu dengan tulang lengan
atas
persendian antara gelang panggul dengan tulang paha
4)
Sendi Pelana
yaitu persendian yang dapat
digerakan kedua arah
Contohnya :
persendian pada ibu jari tangan
persendian antara tulang pergelangan tangan dengan
Tulang tapak tangan
B.
Otot
Coba perhatikan apa yang akan terjadi apabila manusia
tidak Memiliki otot ?
Manusia tidak akan dapat melakukan pergerakan, sebab
otot merupakan alat gerak aktif yang sangat penting bagi manusia.
Menurut jenisnya, ada 3 macam otot, yaitu :
a. Otot polos
b. Otot lurik
c. Otot jantung
1. Ciri-Ciri Otot
a.
Ciri-ciri otot polos
1)
bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya
menggelembung
2)
mempunyai satu inti sel
3)
tidak memiliki garis-garis melintang (polos)
4)
bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu
otot polos disebut sebagai otot tak sadar.
5)
terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dll.
b.
Ciri-ciri otot lurik
1) bentuknya
silindris, memanjang
2) tampak adanya
garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan terang secara
berselang-seling ( lurik )
3) mempunyai
banyak inti sel
4) bekerja dibawah
kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena itu otot lurik disebut
sebagai otot sadar.
5) terdapat pada
otot paha, otot betis, otot dada, otot
c.
Ciri-ciri otot jantung
1)
otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Struk turnya sama seperti otot
lurik, gelap terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
2)
kerja otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja
sesuai dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seper Ti otot
lurik dan dari proses kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga
otot spesial.
2.
Gerak dan Kerja Otot
a.
Kerja Otot Manusia
Otot manusia bekerja dengan cara
berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras dan bagian tengahnya
menggelembung membesar). Karena memendek maka tulang yang dilekati oleh
otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya
mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali
ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus
ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang
merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang
dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula
diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.
Berdasarkan cara kerjanya, otot
dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis. otot antagonis menyebabkan
terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang berlawanan arah. Jika otot
pertama berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi, sehingga menyebabkan
tulang tertarik / terangkat atau sebaliknya. Otot sinergis menyebabkan
terjadinya gerak sinergis, yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi kedua
otot berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
1)
Gerak Antagonis
Contoh gerak antagonis yaitu kerja
otot bisep dan trisep pada lengan atas dan lengan bawah.
Otot bisep adalah otot yang
mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di
lengan atas bagian depan.
Otot trisep adalah otot yang
mempunyai tiga tendon (tiga ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di
lengan atas bagian belakang.
Untuk mengangkat lengan bawah, otot
bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi.
Untuk menurunkan lengan bawah, otot
trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
2)
Gerak Sinergis
Gerak sinergis terjadi apabila ada 2
otot yang bergerak dengan arah yang sama.
Contoh : gerak tangan menengadah dan
menelungkup.
Gerak ini terjadi karena kerja sama
antara otot pronator teres dengan otot pro nator kuadratus.
Contoh lain gerak sinergis adalah
gerak tulang rusuk akibat kerja sama otot-otot antara tulang rusuk ketika kita
bernapas.
C.
Kelainan Tulang dan Otot
1.
Kelainan Pada Tulang (rangka)
Kelainan dan gangguan pada tulang
dapat disebabkan oleh beberapa Faktor, misalnya karena kelainan yang dibawa
sejak lahir, infeksi penyakit, karena makanan atau kebiasaan posisi tubuh yang
salah. Beberapa contoh kelainan pada tulang dan rangka, antara lain :
a.
Kifosis
Yaitu kelainan tulang punggung
membengkok ke depan, dikarenakan kebiasaan duduk/bekerja dengan posisi
membungkuk.
b.
Skoliosis
Yaitu kelainan tulang punggung
membengkok ke samping, ini dapat tejadi pada orang yang menderita sakit jantung
yang menahan rasa sakitnya, sehingga terbiasa miring dan mengakibatkan tulang
pung- gungnya menjadi miring.
c.
Lordosis
Yaitu kelainan tulang punggung
membengko ke belakang, dikarenakan kebiasaan tidur yang pinggangnya diganjal
bantal.
d.
Rakhitis
Yaitu kelainan pada tulang akibat
kekurangan vitamin D, sehingga kakinya berbentuk X atau O
e.
Polio
Yaitu kelainan pada tulang yang
disebabkan oleh virus, sehingga keadaan tulangnya mengecil dan abnormal.
2.
Kelainan Pada Otot
Kelainan otot pada manusia dapat
diakibatkan adanya gerak dan kerja otot. Hal Ini dapat terjadi akibat gangguan
faktor luar maupun faktor dalam.
Faktor luar dapat diakibatkan karena
kecelakaan dan serangan penyakit, sedang faktor dalam bisa terjadi karena
bawaan atau kesalahan gerak akibat otot yang tidak pernah dilatih.
Beberapa contoh kelainan pada otot, diantaranya :
1) tetanus
kelainan otot yang tegang terus menerus yang disebabkan oleh racun bakteri.
2) atrofi otot
kelainan yang menyebabkan otot mengecil akibat serangan virus polio atau karena
otot tidak difungsikan lagi untuk bergerak, akibat lumpuh
3) kaku leher
(stiff) Kelainan yang terjadi karena gerak hentakan yang menyebabkan otot
Trapesius meradang.
4) kram kelainan
otot yang terjadi karena aktivitas otot yang terus menerus sehingga otot
menjadi kejang.
5) keseleo
(terkilir) kelainan otot yang terjadi jika gerak sinergis salah satu otot
bekerja berlawanan arah.
Pelajaran 4 : Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Sistem
Peredaran Darah pada Manusia - Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan zat
makanan ke seluruh tubuh. Zat makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti
sel-sel yang rusak, dan untuk beraktivitas. Pada manusia, sistem transportasi
atau peredaran darah terdiri atas tiga bagian utama, yaitu jantung, pembuluh
darah, dan darah.
1. Jantung
Jantung
terletak di rongga dada, diselaputi oleh suatu membran pelindung yang disebut
perikardium. Dinding jantung terdiri atas jaringan ikat padat yang membentuk
suatu kerangka fibrosa dan otot jantung. Serabut otot jantung bercabang-cabang
dan beranastomosis secara erat.
a. Struktur dan cara kerja jantung
Jantung
manusia dan mamalia lainnya mempunyai empat ruangan, yaitu atrium kiri dan
kanan, serta ventrikel kiri dan kanan. Dinding ventrikel lebih tebal daripada
dinding atrium, karena ventrikel harus bekerja lebih kuat untuk memompa darah
ke organ-organ tubuh yang lainnya. Selain itu, dinding ventrikel kiri lebih
tebal daripada ventrikel kanan, karena ventrikel kiri bekerja lebih kuat
memompa darah ke seluruh tubuh.
Sedangkan, ventrikel kanan hanya memompa darah ke paru-paru. Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atriorum. Sedangkan, sekat yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan dinamakan septum interventrakularis.
Sedangkan, ventrikel kanan hanya memompa darah ke paru-paru. Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atriorum. Sedangkan, sekat yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan dinamakan septum interventrakularis.
Darah kotor
dari tubuh masuk ke atrium kanan, kemudian melalui katup yang disebut katup
trikuspid mengalir ke ventrikel kanan. Nama trikuspid berhubungan dengan adanya
tiga daun jaringan yang terdapat pada lubang antara atrium kanan dan ventrikel
kanan. Kontraksi ventrikel akan menutup katup trikuspid, tetapi membuka katup
pulmoner yang terletak pada lubang masuk arteri pulmoner.
Darah
masuk ke dalam arteri pulmoner yang langsung bercabang-cabang menjadi
cabang kanan dan kiri yang masing-masing menuju paru-paru kanan dan kiri.
Arteri-arteri ini bercabang pula sampai membentuk arteriol.
Arteriol-arteriol
memberi darah ke pembuluh kapiler dalam paru-paru. Di sinilah darah melepaskan
karbondioksida dan mengambil oksigen. Selanjutnya, darah diangkut oleh pembuluh
darah yang disebut venul, yang berfungsi sebagai saluran anak dari vena
pulmoner. Empat vena pulmoner (dua dari setiap paru-paru) membawa darah kaya
oksigen ke atrium kiri jantung. Hal ini merupakan bagian sistem sirkulasi yang
dikenal sebagai sistem pulmoner atau peredaran darah kecil.
Dari atrium
kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid. Kontraksi
ventrikel akan menutup katup bikuspid dan membuka katup aortik pada lubang
masuk ke aorta. Cabang-cabang yang pertama dari aorta terdapat tepat di dekat
katup aortik. Dua lubang menuju ke arteri-arteri koroner kanan dan kiri.
Arteri
koroner ialah pembuluh darah yang memberi makan sel-sel jantung. Arteri ini
menuju arteriol yang memberikan darah ke pembuluh kapiler yang menembus seluruh
bagian jantung. Kemudian, darah diangkut oleh venul menuju ke vena koroner yang
bermuara ke atrium kanan. Sistem sirkulasi bagian ini disebut sistem
koroner.
Selain itu, aorta dari ventrikel kiri juga bercabang menjadi arteri yang mengedarkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru), kemudian darah miskin oksigen diangkut dari jaringan tubuh oleh pembuluh vena ke jantung (atrium kanan). Peredaran darah ini disebut peredaran darah besar.
Selain itu, aorta dari ventrikel kiri juga bercabang menjadi arteri yang mengedarkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru), kemudian darah miskin oksigen diangkut dari jaringan tubuh oleh pembuluh vena ke jantung (atrium kanan). Peredaran darah ini disebut peredaran darah besar.
b. Denyut jantung dan tekanan darah
Otot jantung
mempunyai kemampuan untuk berdenyut sendiri secara terus menerus. Suatu sistem
integrasi di dalam jantung memulai denyutan dan merangsang ruang-ruang di dalam
jantung secara berurutan. Pada mamalia, setiap kontraksi dimulai dari simpul
sinoatrium. Simpul sinoatrium atau pemacu terdiri atas serabut purkinje yang
terletak antara atrium dan sinus venosus.
Impuls menyebar ke seluruh bagian atrium dan ke simpul atrioventrikel. Selanjutnya, impuls akan diteruskan ke otot ventrikel melalui serabut purkinje. Hal ini berlangsung cepat sehingga kontraksi ventrikel mulai pada apeks jantung dan menyebar dengan cepat ke arah pangkal arteri besar yang meninggalkan jantung.
Impuls menyebar ke seluruh bagian atrium dan ke simpul atrioventrikel. Selanjutnya, impuls akan diteruskan ke otot ventrikel melalui serabut purkinje. Hal ini berlangsung cepat sehingga kontraksi ventrikel mulai pada apeks jantung dan menyebar dengan cepat ke arah pangkal arteri besar yang meninggalkan jantung.
Kecepatan
denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi oleh pekerjaan,
makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut jantung sesuai dengan siklus jantung.
Jika jumlah denyut ada 70 maka berarti siklus jantung 70 kali semenit.
Kecepatan normal denyut nadi pada waktu bayi sekitar 140 kali permenit, denyut
jantung ini makin menurun dengan bertambahnya umur, pada orang dewasa jumlah
denyut jantung sekitar 60 - 80 per menit.
Pada orang
yang beristirahat jantungnya berdetak sekitar 70 kali per menit dan memompa
darah 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah 70 ml). Jadi, jumlah darah
yang dipompa setiap menit adalah 70 × 70 ml atau sekitar 5 liter. Sewaktu
banyak bergerak, seperti olahraga, kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap
menit dan volume denyut lebih dari 150 ml. Hal ini, membuat daya pompa jantung
20 - 25 liter per menit.
Darah
mengalir, karena kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi ventrikel kiri.
Sentakan darah yang terjadi pada setiap kontraksi dipindahkan melalui dinding
otot yang elastis dari seluruh sistem arteri. Peristiwa ketika jantung
mengendur atau sewaktu darah memasuki jantung disebut diastol.
Sedangkan, ketika jantung berkontraksi atau pada saat darah meninggalkan jantung disebut sistol. Tekanan darah manusia yang sehat dan normal sekitar 120 atau 80 mm Hg. 120 merupakan tekanan sistol, dan 80 adalah tekanan diastole.
Sedangkan, ketika jantung berkontraksi atau pada saat darah meninggalkan jantung disebut sistol. Tekanan darah manusia yang sehat dan normal sekitar 120 atau 80 mm Hg. 120 merupakan tekanan sistol, dan 80 adalah tekanan diastole.
Pembuluh
darah merupakan jalan bagi darah yang mengalir dari jantung menuju ke jaringan
tubuh, atau sebaliknya. Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu
pembuluh nadi, pembuluh vena, dan pembuluh kapiler.
a. Pembuluh nadi
Pembuluh
nadi atau pembuluh arteri ialah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung
menuju kapiler. Arteri vertebrata dilapisi endotel dan mempunyai dinding yang
relatif tebal yang mengandung jaringan ikat elastis dan otot polos. Arteri
cenderung terletak agak lebih dalam di jaringan badan.
Dinding
arteri besar (aorta) yang keluar dari jantung banyak mengandung jaringan ikat.
Kekuatan tiap sistol ventrikel mendorong darah ke dalam arteri dan
melebarkannya agar dapat menampung darah tersebut. Pada waktu diastol,
kelenturan dinding bagian pertama arteri tersebut membantu mendorong darah ke
bagian arteri yang menjadi lebar. Elastisitas arteri yang besar itu mengubah arus
darah menjadi mantap dan tenang.
Peregangan
dan kontraksi arteri yang terjadi bergantian dengan sangat cepat menuju perifer
(7,5 m per detik) yang dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Setelah arteri
mencapai jaringan, arteri akan bercabang-cabang. Pada tiap cabang rongga
saluran menjadi makin sempit, tetapi jumlah luas penampang makin besar sehingga
kecepatan arus darah berkurang dan tekanannya menurun.
b. Pembuluh vena
Pembuluh vena
atau pembuluh balik ialah pembuluh darah yang membawa darah ke arah jantung.
Pembuluh vena terdiri atas tiga lapisan, seperti pembuluh arteri. Dari lapisan
dalam ke arah luar adalah endotel, jaringan elastik dan otot polos, serta
jaringan ikat fibrosa.
Pada sepanjang pembuluh vena, terdapat katup-katup yang mencegah darah kembali ke jaringan tubuh. Pembuluh vena terletak lebih ke permukaan pada jaringan tubuh daripada pembuluh arteri.
Pada sepanjang pembuluh vena, terdapat katup-katup yang mencegah darah kembali ke jaringan tubuh. Pembuluh vena terletak lebih ke permukaan pada jaringan tubuh daripada pembuluh arteri.
Perbedaan
pembuluh arteri dengan pembuluh vena dapat dilihat pada Tabel berikut.
No
|
Sifat
|
Arteri
|
Vena
|
1
|
dinding
|
tebal dan elastis
|
tipis, kurang elastis
|
2
|
Katup
|
satu pada pangkal
arteri
|
banyak, sepanjang
vena
|
3
|
Letak
|
di bagian dalam tubuh
|
permukaan tubuh
|
4
|
Tekanan
|
kuat, jika terpotong
darah memancar
|
lemah, jika terpotong
darah menetes
|
5
|
Arah Aliran
|
ke luar jantung
|
masuk ke jantung
|
Pada manusia dan mamalia, selain pembuluh darah vena dari jaringan tubuh yang kembali ke jantung, ada pula vena yang sebelum kembali ke jantung singgah dahulu ke suatu alat tubuh, misalnya darah dari usus sebelum ke jantung singgah dulu ke hati. Peredaran darah ini disebut sistem vena porta.
c. Pembuluh kapiler
Pembuluh
kapiler ialah pembuluh darah kecil yang mempunyai diameter kira-kira sebesar
sel darah merah, yaitu 7,5 μm. Meskipun diameter sebuah kapiler sangat kecil,
jumlah kapiler yang timbul dari sebuah arteriol cukup besar sehingga total
daerah sayatan melintang yang tersedia untuk aliran darah meningkat. Pada orang
dewasa kira-kira ada 90.000 km kapiler.
Dinding
kapiler terdiri atas satu lapis sel epitel yang permiabel daripada membran
plasma sel. Oksigen, glukosa, asam amino, berbagai ion dan zat lain yang
diperlukan secara mudah dapat berdifusi melalui dinding kapiler ke dalam cairan
interstitium mengikuti gradien konsentrasinya. Sebaliknya, karbondioksida,
limbah nitrogen, dan hasil sampingan metabolisme lain dapat dengan mudah berdifusi
ke dalam darah.
3. Darah
Medium
transpor dari sistem sirkulasi adalah darah. Darah tidak hanya mengangkut
oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan paru-paru. Tetapi
juga mengangkut bahan lainnya ke seluruh tubuh. Hal ini meliputi
molekul-molekul makanan (seperti gula, asam amino) limbah metabolisme (seperti
urea), ion-ion dari macam-macam garam (seperti Na+, Ca++,Cl–, HCO3–), dan
hormon-hormon.
Darah juga berfungsi mengedarkan panas dalam tubuh. Selain itu, darah memainkan peranan aktif dalam memerangi bibit penyakit. Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% bobot tubuh. Jadi, seorang laki-laki dengan bobot badan 70 kg mempunyai volume darah kira-kira 5,4 liter.
Darah juga berfungsi mengedarkan panas dalam tubuh. Selain itu, darah memainkan peranan aktif dalam memerangi bibit penyakit. Darah yang terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% bobot tubuh. Jadi, seorang laki-laki dengan bobot badan 70 kg mempunyai volume darah kira-kira 5,4 liter.
Darah manusia
terdiri atas dua komponen, yaitu sel-sel darah yang berbentuk padatan dan
plasma darah yang berbentuk cairan. Jika darah disentrifugasi, maka darah akan
terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian paling bawah adalah sel-sel darah
merah, lapisan di atasnya adalah lapisan berwarna kuning yang berisi sel-sel
darah putih. Sedangkan, lapisan paling atas adalah plasma darah.
a. Sel-sel darah
Sel-sel
darah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu sel darah merah, sel darah putih,
dan keping-keping darah. Sel-sel darah ini cukup besar sehingga dapat diamati
dengan mikroskop biasa.
1) Sel darah
merah (eritrosit)
Dari ketiga
macam sel darah, sel darah merah mempunyai jumlah terbanyak. Pada wanita normal
mempunyai kira-kira 4,5 juta sel darah merah dalam setiap mm³ darah. Sedangkan,
pada laki-laki normal sekitar 5 juta sel darah merah setiap mm³. Selain itu,
jumlah sel darah merah juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat seseorang hidup
dan kesehatan seseorang. Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram bikonkaf
dengan diameter 7,5 μm, ketebalan 2 μm, dan tidak berinti sel.
Bentuk
bikonkaf ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah.
Sel darah merah dibentuk dalam tulang-tulang rusuk, tulang dada, dan tulang
belakang. Eritrosit memiliki pigmen respirasi, yaitu hemoglobin yang berperan
mengikat oksigen sehingga membentuk oksihemoglobin (HbO2).
Jangka hidup sel-sel darah merah kira-kira 120 hari. Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagostik dalam hati. Sebagian besar besi dari hemoglobin digunakan kembali. Sedangkan, sisa dari molekul hemoglobin yang dipecah menjadi pigmen empedu yang diekskresikan oleh hati ke dalam empedu.
Jangka hidup sel-sel darah merah kira-kira 120 hari. Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagostik dalam hati. Sebagian besar besi dari hemoglobin digunakan kembali. Sedangkan, sisa dari molekul hemoglobin yang dipecah menjadi pigmen empedu yang diekskresikan oleh hati ke dalam empedu.
2) Sel darah
putih (leukosit)
Sel darah
putih mempunyai satu inti sel dan berbentuk tidak tetap. Fungsi umum dari sel
darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Umur leukosit dalam sistem
peredaran darah adalah 12 - 13 hari.
Berdasarkan granula yang dikandung sitoplasma, sel darah putih dapat dibedakan menjadi sel darah putih bergranula (granulosit) dan sel darah putih yang tidak bergranula (agranulosit). Leukosit yang bergranula, contohnya eusinofil (2 - 4 %), basofil (0,5 - 1 %), dan neutrofil (60 - 70 %). Sedangkan, leukosit yang tidak bergranula, contohnya limfosit (20 - 25 %) dan monosit (3 - 8 %).
Berdasarkan granula yang dikandung sitoplasma, sel darah putih dapat dibedakan menjadi sel darah putih bergranula (granulosit) dan sel darah putih yang tidak bergranula (agranulosit). Leukosit yang bergranula, contohnya eusinofil (2 - 4 %), basofil (0,5 - 1 %), dan neutrofil (60 - 70 %). Sedangkan, leukosit yang tidak bergranula, contohnya limfosit (20 - 25 %) dan monosit (3 - 8 %).
Neutrofil
dan monosit melindungi tubuh dengan cara melakukan endositosis terhadap
partikel asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah eusinofil akan meningkat jika
tubuh mengidap cacing-cacing parasit. Basofil berperan dalam reaksi alergi
dengan membentuk sel mast. Sedangkan, limfosit berperan dalam
pembentukan antibodi.
Semua
sel-sel darah putih dibuat dalam sumsum tulang dan kelenjar limfa. Jumlah sel
darah putih di dalam tubuh kira-kira 5.000 - 10.000 sel setiap mm³ darah. Jika
terjadi infeksi, jumlah leukosit di dalam tubuh bisa meningkat mencapai 30.000.
Jumlah leukosit yang melebihi jumlah normal ini disebut leukopeni. Sedangkan,
jumlah leukosit yang kurang dari jumlah normal disebut leukositosis.
Contoh
keadaan jumlah leukosit menjadi lebih besar dari normal adalah leukimia atau
kanker darah. Leukosit yang sangat banyak ini mengakibatkan fagositosis
terhadap sel darah merah oleh sel darah putih.
3)
Keping-keping darah (trombosit)
Keping-keping
darah adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (megakariosit)
dalam sum-sum tulang. Trombosit berbentuk seperti cakera atau lonjong dan
berukuran 2 μm. Keping-keping darah mempunyai umur hanya 8 - 10 hari. Secara
normal dalam setiap mm³ darah terdapat 150.000 - 400.000 keping-keping darah.
Trombosit memiliki peranan dalam pembekuan darah.
b. Plasma darah
Plasma darah
ialah cairan berwarna kekuning-kuningan dan terdapat sel-sel darah. Komponen
terbesar dari plasma darah adalah air. Dalam plasma darah terlarut
molekul-molekul dan ion-ion yang beraneka ragam. Molekul-molekul ini meliputi
glukosa yang bekerja sebagai sumber utama energi untuk sel-sel dan asam amino.
Selain molekul makanan, juga terdapat sisa metabolisme sel. Vitamin-vitamin dan
hormon juga terdapat dalam plasma darah. Sejumlah ion, misalnya Na+ dan Cl–
terdapat dalam plasma darah. Kira-kira 7 % plasma terdiri atas molekul-molekul
protein, seperti fibrinogen yang esensial untuk proses pembekuan darah.
Darah manusia dapat digolongkan berdasarkan komposisi
aglutinogen dan aglutininnya. Antigen adalah suatu jenis protein yang mampu
merangsang pembentukan antibodi. Penggolongan ini sangat bermanfaat untuk
transfusi darah. Untuk lebih memahami, mari ikuti uraian tentang golongan darah
dan transfusi darah berikut ini.
a. Golongan darah
Golongan darah pada manusia dapat dibedakan menjadi
empat golongan berdasarkan ada atau tidak adanya antigen (aglutinogen) dan
antibodi (aglutinin). Orang yang bergolongan darah A, pada membran sel darah
merah mengandung antigen atau aglutinogen A. Sementara, plasma darahnya mengandung
aglutinin β (antibodi β). Orang yang bergolongan darah B, pada membran sel
darah merah mengandung aglutinogen B, sementara plasma darahnya mengandung
aglutinin α (antibodi α).
Orang yang bergolongan darah AB, pada membran sel darah merah mengandung
aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya tidak mengandung antibodi α dan
β. Sedangkan, orang yang bergolongan darah O, pada membran sel darah merah
tidak memiliki aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya mengandung
aglutinin α dan β. Untuk lebih memahami, mari perhatikan Tabel di bawah ini.
Golongan Darah
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
A
|
A
|
Β
|
B
|
B
|
Α
|
AB
|
AB
|
-
|
O
|
-
|
α dan β
|
b. Transfusi darah
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang
kepada orang yang memerlukan. Orang yang memberi darah disebut donor, sedangkan
orang yang menerima darah disebut resipien. Dalam transfusi darah, donor harus
memperhatikan jenis aglutinogen (antigen) yang dimilikinya.
Sedangkan, pada resipien yang perlu diperhatikan
adalah aglutininnya (antibodi). Jika antigen A (aglutinogen A) bertemu dengan
antibodi α (aglutinin α), maka darah akan menggumpal atau membeku. Begitu pula
sebaliknya, jika antigen B (aglutinogen B) bertemu dengan antibodi β (aglutinin
β), maka darah juga akan menggumpal atau membeku.
Golongan darah O dapat menjadi donor bagi semua
golongan darah, karena golongan darah ini tidak memiliki aglutinogen A maupun B
sehingga tidak menyebabkan aglutinasi atau penggumpalan darah. Oleh karena itu,
golongan darah O disebut donor universal. Golongan darah O hanya dapat menerima
darah dari orang yang bergolongan darah O juga, dan tidak dapat menerima darah
dari golongan darah yang lainnya karena golongan darah O memiliki antibodi α
dan β.
Tabel Skema Kemungkinan Terjadinya Transfusi Darah
Golongan darah AB merupakan resipien universal, karena
dapat menerima darah dari golongan darah A, B, AB, maupun O. Hal ini disebabkan
karena golongan darah AB tidak mempunyai antibodi (aglutinin) α maupun β,
tetapi hanya memiliki antigen (aglutinogen) A dan B.
Selain golongan darah, ada faktor lain yang menentukan
dalam transfusi darah, yaitu suatu antigen yang dimiliki manusia yang dinamakan
rhesus. Rhesus negatif adalah darah yang di dalam eritrositnya tidak mengandung
antigen rhesus, tetapi dalam plasma darahnya mampu membentuk antibodi atau
aglutinin rhesus. Jika darah seseorang yang bergolongan rhesus positif
ditransfusikan ke golongan rhesus negatif, maka akan terjadi penggumpalan
walaupun golongan darahnya sama.
Peredaran limfa dimulai dari jaringan dan berakhir pada pembuluh balik di
bawah selangka. Cairan limfa berasal dari plasma darah dalam kapiler darah yang
keluar menuju jaringan tubuh. Kemudian, cairan limfa ini masuk ke dalam dua
macam pembuluh getah bening, yaitu duktus limfatikus dekster dan duktus
toraksikus sinister.
Duktus limfatikus dekster ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kanan masuk ke pembuluh balik bawah tulang selangka kanan. Sedangkan, duktus toraksikus sinister ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kiri masuk ke pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri.
Duktus limfatikus dekster ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kanan masuk ke pembuluh balik bawah tulang selangka kanan. Sedangkan, duktus toraksikus sinister ialah pembuluh yang mengalirkan cairan limfa dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan tangan sebelah kiri masuk ke pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri.